Hmm Colok Gembrung, Makanan Tradisi Lintas Generasi
Colok gembrung. Demikian nama makanan satu ini. Colok gembrung kadang disebut juga sate jepret. Maklum, sejatinya colok gembrung ini merupakan
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Colok gembrung. Demikian nama makanan satu ini. Colok gembrung kadang disebut juga sate jepret. Maklum, sejatinya colok gembrung ini merupakan sate kulit sapi (kikil).
Colok gembrung ini memang makanan cemilan yang terbuat dari kulit sapi yang dipotong-potong setelah direbus, kemudian ditusuk dengan lidi kelapa persis seperti sate. Lantas dilumuri bumbu dari berbagai bahan sehingga rasa gurihnya kentara.
"Disebut sate jepret, mungkin karena penyajiannya seperti sate. Ditusuk lidi. Dan makannya pun seperti makan sate. Kenapa diberi nama colok gembrung, saya tidak tahu persis. Tapi sebutan ngetopnya memang colok gembrung," ujar Teti Roheyati (42), salah seorang perajin colok gembrung di Dusun Pulo Maju, RT 02/04, Desa/Kecamatan Baregbeg, Ciamis. Ia sehari-hari berjualan colok gembrung di lorong kaki lima Blok A Pasar Manis, Ciamis.
Didi Ruswendi (45), salah seorang penggemar colok gembrung, juga mengaku tidak tahu persis kenapa makanan khas Ciamis ini disebut colok gembrung. "Mungkin karena bahan dasarnya kulit sapi, seperti halnya beduk, jadi diberi nama colok gembrung. Ya, mungkin maksudnya kulit beduk yang dicolok," ujar warga Perum Surungdayung, Handapherang, ini kepada Tribun.
Menurut Didi, setiap hari ia menghabiskan dua bungkus colok gembrung. Biasanya setiap bungkus berisi 10 tusuk gembrung. "Anak-anak saya juga senang colok gembrung ini. Saya kenal colok gembrung karena orangtua saya juga suka beli dari pasar dan bawa pulang," katanya.
Di Ciamis, jika hendak beli colok gembrung tidak terlalu sulit. Pedagang sayur keliling biasanya selalu menjajakan colok gembrung. Juga warung-warung kecil, warung nasi, penjualan gorengan keliling hingga kantin sekolah, dan sebagainya. Makanan jajanan pasar ini benar-benar merakyat di Ciamis. Harganya pun terjangkau sekitar Rp 5.000 per 10 tusuk.
Tapi jangan coba-coba cari colok gembrung di restoran atau rumah makan di Ciamis. Hampir dipastikan tidak ada menu berupa colok gembrung. "Tapi kalau di warung nasi Mak Icih di belakang Disdik Ciamis saya yakin colok gembrung selalu tersedia," ujar Didi.
Hal serupa juga diakui oleh Teti Roheyati. "Di lorong Blok A ini ada dua penjual colok gembrung. Saya dan adik saya, Yati. Kami hanya berjualan colok gembrung. Biasanya kios makanan kecil di pasar ini juga menyediakan colok gembrung. Paling banyak yang berjualan colok gembrung memang di pasar subuh," ujar ibu dua anak ini, yang sudah 20 tahun berjualan colok gembrung.
Menurut Teti, ia generasi keempat pembuat dan penjual colok gembrung ini. "Saya dulu suka diajak-ajak ibu saya jualan colok gembrung di pasar dan sekarang jadi keterusan. Ibu saya Mak Idah belajar dari bapaknya, Aki Suwita. Kakek saya belajar bikin colok gembrung dari orang tuanya. Pokoknya, saya ini sudah generasi keempat yang jualan colok gembrung. Tapi anak-anak saya malah senang jualan roti keliling," kata Teti.
Meski sudah lintas generasi, penampilan colok gembrung tidak berubah. Dari tempo dulu gitu-gitu aja. Sajiannya ditusuk seperti sate dan bungkusnya tetap daun pisang. "Sekarang yang agak berubah mungkin bungkusnya. Biasanya memang pakai daun pisang. Tapi kini sudah mulai pakai kantong plastik, soalnya daun pisang sudah mulai sulit dan agak mahal," ujar Teti.
Sentra perajin sate jepret atau colok gembrung ini di Ciamis ada di Kampung Pulomaju RT 01/RW 04, Desa/Kecamatan Baregbeg (dekat kampus Unigal Ciamis).