Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PBB Kecewa dengan Israel

Uni Eropa di hari Senin (10/12/2012), waktu setempat menyatakan sangat kecewa dengan rencana Pemerintah Israel untuk mendirikan

Penulis: Samuel Febrianto
Editor: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Uni Eropa di hari Senin (10/12/2012), waktu setempat menyatakan sangat kecewa dengan rencana Pemerintah Israel untuk mendirikan permukiman baru di wilayah Tepi Barat, suatu tindakan yang mereka nilai mengancam melemahkan upaya perdamaian dengan Palestina.

Proyek pembangunan pemukiman Israel di tanah Tepi Barat yang merupakan wilayah yang disengketakan dengan Otoritas Palestina yang dipimpin oleh kelompok Fatah, dinamakan proyek E1. Rencana pembangunan pemukiman itu telah memicu reaksi diplomatik besar dari negara-negara dunia, dimana sejumlah pakar memandang, hal itu bisa menghapus harapan terbentuknya negara Palestina yang berdaulat.

"Uni Eropa sangat kecewa dan sangat menentang rencana Israel untuk memperluas pemukiman di Tepi Barat, termasuk di Yerusalem Timur, dan rencana tertentu untuk mengembangkan kawasan E1," ujar 27 Menteri Luar Negeri Uni Eropa dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Channelnewsasia.com, Selasa (11/12/2012).

"Rencana E1 jika diterapkan, akan serius merusak prospek resolusi negosiasi konflik karena akan mengancam rencana penyelesaian solusi dua-negara," lanjut mereka.

Uni Eropa, menurut mereka menegaskan kembali bahwa pembangunan pemukiman tersebut adalah ilegal berdasarkan hukum internasional dan merupakan hambatan bagi perdamaian.

Para Menteri tersebut sepakat bahwa dalam perkembangan terakhir, yang meliputi peningkatan status negara Palestina di PBB, mereka percaya bahwa sekarang saatnya untuk mengambil langkah yang berani dan konkret menuju perdamaian.

Untuk itu, kedua belah pihak harus terlibat dalam negosiasi langsung dan substansial tanpa prakondisi untuk mencapai solusi yang langgeng bagi konflik Israel-Palestina.

Uni Eropa juga menyerukan kepada kepemimpinan Palestina untuk menggunakan status barunya di PBB lebih konstruktif dan tidak mengambil langkah-langkah yang akan memperdalam kurangnya kepercayaan dari solusi yang tengah dirundingkan. (channelnewsasia.com)

BERITA TERKAIT
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas