Keputusan Impor Beras Dinilai sudah Terlambat
Kemendag akhirnya memutuskan mengimpor 500.000 ton beras untuk menekan harga yang belakangan terus naik.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemdag) akhirnya memutuskan mengimpor 500.000 ton beras untuk menekan harga yang belakangan terus naik. Sayangnya, keputusan ini dipandang sudah terlambat.
"Keputusan impor sudah terlambat karena akan masuk panen," ujar Pengamat Pertanian, Khudori kepada KONTAN, Jumat (12/1).
Impor yang direncanakan akhir Januari dinilai bisa tidak digunakan nantinya. Hal itu terjadj apabila saat Februari sudah masuk masa panen.
Beras tersebut dinilai Khudori tidak terpakai karena tidak ada wilayah penyaluran. Bulog yang nantinya berhenti menyalurkan beras sejahtera (Rastra) akan membuat beras impor tersebut tidak dapat keluar.
Operasi pasar yang dilakukan pemerintah pun dinilai tidak efektif. "Operasi pasar kalau kita lihat tidak efektif," terangnya.
Terdapat dua faktor yang membuat operasi pasar tidak efektif. Pertama adalah volume operasi pasar yang sedikit dan yang kedua adalah kualitas yang tidak bagus.
Sebelumnya kelangkaan beras mendorong harga beras medium. Dorongan tersebut juga dikhawatirkan akan berdampak bagi beras premium.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Pengamat: Keputusan mengimpor beras sudah terlambat
-
Permendag Soal Pembatasan Alhokol Harus Dikaji Ulang
-
CPO Asal Indonesia Dilarang Masuk Pasar Eropa, Begini Tanggapan Kementerian Perdagangan
-
Kementerian Perdagangan: Jual Beras Harganya Wajib Ikuti Acuan Harga Eceran Tertinggi
-
Kemendag Yakin Bisa Jaga Kemenangan Biodiesel di Pasar Eropa
-
BPK Temukan Kekacauan Data di Tata Niaga Impor Pangan, Pengamat: Bentuk Tim Audit Investigasi!