Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ribuan Sarjana Daftar Go-Jek

Warga Slipi, Jakarta Barat, itu rela antre berdesak-desakan dengan ribuan pendaftar lain untuk mengikuti rekrutmen sebagai driver

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ribuan Sarjana Daftar Go-Jek
Tribun Bali/Luh De Dwi Jayanthi
Seorang driver Go-Jek wanita sedang mengantarkan penumpang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meski bergelar sarjana, Idat (32) tidak takut harus bekerja menantang teriknya matahari di Jakarta sambil mengantarkan user ke tempat tujuan.

Warga Slipi, Jakarta Barat, itu rela antre berdesak-desakan dengan ribuan pendaftar lain untuk mengikuti rekrutmen sebagai driver (pengemudi) Go-Jek, salah satu perusahaan aplikasi untuk memanggil ojek, di Hall Basket Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (11/8) siang. Dari ribuan pendaftar, Go-Jek akan membatasi sampai 4.000 orang. Dari jumlah itu, sebagian besar berpendidikan sarjana.

Ketertarikan Idat bergabung dengan para pengojek lain lantaran pendapatannya cukup besar bagi ukuran Idat, yakni Rp 5 jutaan per bulan.




"Saya memang ingin ikut Go-Jek, soalnya kata teman-teman yang sudah ikut, di sana gajinya bisa dua tiga kali lipat dari gaji saya di kantor," kata pria yang mengenakan kemeja hijau itu.

Idat yang masih hidup melajang tersebut mengatakan, gajinya di kantor tempat dia bekerja sekarang hanya Rp 2,7 juta.

Belum lagi, kata Idat, jika rajin mencari penumpang, bisa mendapatkan tambahan bonus. Ketika ditanya apakah tidak malu lulusan sarjana harus bekerja mengojek di Jakarta, pria itu mengaku tak perlu malu mencari uang dengan cara apapun.

"Kenapa harus malu, mbak, yang penting kan ini uangnya lebih banyak dan halal," katanya.

BERITA TERKAIT

Idat mengaku, menjadi driver ojek cukup mudah. Pasalnya, persyaratannya hanya surat-surat motor yang lengkap seperti STNK dan SIM serta kendaraan yang dapat berfungsi dengan baik. "Motor saya seinnya masih berfungsi, lampu, dan rem juga bagus," kata pemilik motor matik tersebut.

Sementara itu, pendaftar lain, yakni lulusan sarjana ekonomi perguruan tinggi swasta di Jakarta yang enggan disebut namanya, mengaku kepada Warta Kota, ingin menambah pendapatan, makanya ia mau menjadi driver ojek.

"Kalau saya sih ingin menambah pendapatan. Lumayan kan kalau gaji saya bisa tambah Rp 5-Rp 6 juta per bulan, belum lagi dapat HP juga," kata pria yang bekerja sebagai pegawai bank swasta itu.

Menurut pria yang baru saja menikah itu, gajinya yang di atas UMR masih dianggap kurang oleh sang istri. Karenanya, dia tidak malu jika bergabung menjadi tukang ojek berbasis aplikasi tersebut.

"Buat istri di rumah. Istri bilang gaji saya kurang," kata pria yang tampil necis berkemeja dipadu celana bahan, dan sepatu pantopel tersebut.

Tugasnya sehari-hari di kantor adalah menjadi staf penagih untuk kartu kredit. "Walaupun saya setiap hari kerja adem di ruangan ber-AC, kerjaan saya sehari-hari bikin stres, bawaannya emosi melulu karena nagih utang ke nasabah. Saya pengen penghasilan dan gaji gede, makanya saya ikut melamar di sini," terangnya.

Dia menambahkan, meski memiliki jam kerja tetap di kantornya mulai jam 08.00-17.00, dirinya yakin masih bisa bekerja menjadi driver Go-Jek. "Bisa lah, pas berangkat saya sekalian ngojek. Pulangnya saya ngojek juga. Kalau pas jam kerja saya tutup aplikasinya jadi kan nggak terdeteksi ada Go-Jek kosong," jelasnya.
Pendaftar

Ribuan orang ikut serta memadati lokasi pendaftaran Go-Jek di Senayan, Jakarta Pusat tersebut sehingga memacetkan arus lalu lintas di jalan sekitarnya. Orang-orang yang hendak menjadi driver Go-Jek ini pun bersaing tak kenal jenjang pekerjaan.

Mulai dari pengangguran, office boy kantoran, mahasiswa, hingga karyawan bank pun ikut mendaftar. Mereka rela antre berjam-jam demi mendapatkan penghasilan cukup besar untuk ukuran mereka. Pendaftar yang datang dari berbagai tempat di Jakarta dan sekitarnya itu pun tidak segan-segan untuk mengubah profesinya menjadi tukang ojek.

Seperti diberitakan, PT Go-Jek Indonesia meluncurkan aplikasi Go-Jek sejak Januari 2015 dan mendapat sambutan luar biasa dari konsumen. Go-Jek mencapai prestasi sejuta order pada Juli 2015.

Pendiri sekaligus CEO Go-Jek, Nadiem Makarim beberapa waktu lalu mengatakan, sampai Juli lalu, jumlah pengojek yang telah bergabung dengan Go-Jek mencapai 15.000 orang. Jumlah ini akan terus bertambah.(m1/m2)

Tags:
Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas