Pilpres 2019
Puisi Fadli Zon ''Doa yang Ditukar'' Bagai Menepuk Air Di Dulang Terpercik Muka Sendiri
Dalam tahun politik seperti saat ini, Karyono melihat puisi Wakil Ketua DPR itu sebagai bentuk kapitalisasi doa.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik yang juga Direktur Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengibaratkan puisi buatan Fadli Zon yang berjudul "Doa yang Ditukar" bagai menepuk air di dulang terpercik sendiri.
Hal itu disebutnya karena puisi tersebut malah membuat malu Fadli Zon.
"Saya bilang puisinya begitu karena ada kata-kata begal, kau begal. Selama ini yang biasa membegal itu siapa?", kata Karyono dalam diskusi bertajuk 'Politik Dajjal? Begal Doa Kiai', Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).
"Nah kalau kita runut setelah doanya Mbah Maimun kemudian beredar video yang dipenggal-penggal, yang membegal doanya Mbah Maimun itu siapa," imbuhnya.
Dalam tahun politik seperti saat ini, Karyono melihat puisi Wakil Ketua DPR itu sebagai bentuk kapitalisasi doa.
Itu dilakukan guna mendapatkan simpati publik demi kepentingan elektoral dalam pemilu.
"Jadi kita lihat kenapa Fadli Zon atau repsons dari kubu penantang Pak Jokowi yang tega mengkapitalisiasi doa atau istilahnya membegal doa ulama karismatik yang sangat disegani itu karena didorong oleh syahwat politik, syahwat kekuasaan yang terlalu besar," tegasnya.
Baca: Sofyan Basyir Sebut Sebagai Anggota DPR Eni Saragih Memihak PLN
Selain itu, Karyono melihat diksi-diksi dalam puisi tersebut mengandung makna politis.
"Menurut saya puisi ini jujur saya katakan puisi yang sangat jelek, kurang bagus nilai seninya juga datar, diksi-diksi narasi yang digunakan juga sangat senang, sangat jauh kalau dibandingkan dengam puisi Goenawan Mohammad, dengam Khalil Gibran, itu antara bumi dan langit," tuturnya.
"Makanya saya ambil kesimpulan puisinya Fadli Zon lebih banyak pakai kata politis bukan puitis," pungkasnya.
Berita Terkait :#Pilpres 2019
-
Usai Puji Jokowi, Ustaz Yusuf Mansur Gantian Beberkan Kelebihan Prabowo dan Sandiaga Uno
Ustaz Yusuf Mansur gantian memuji capres cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, usai membeberkan kelebihan Jokowi.
-
Ketum PA 212, Slamet Ma'arif Jadi Tersangka Begini Tanggapan Fadli Zon, Bawaslu dan Sejumlah Pihak
Ketum 212, Slamet Ma'arif Jadi Tersangka Begini Tanggapan Fadli Zon, Bawaslu dan Sejumlah Pihak, Simak ulasan lengkapnya berikut ini
-
Otensitas Sosok Capres Jokowi Dan Prabowo Akan Sangat Terlihat Di Debat Kedua
Menurut Hendri Satrio, masyarakat tidak akan terlalu mempermasalahkan meskipun salah atau tidak tahu menjawab pertanyaan dalam debat.