Suryono, Peraih Ikon Prestasi Indonesia UKP-Pancasila: Terimakasih Sinar Mas
Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-Pancasila) menyelenggarakan Festival Prestasi Indonesia, di Jakarta Convention Center (JCC)
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-Pancasila) menyelenggarakan Festival Prestasi Indonesia, di Jakarta Convention Center (JCC), yang berlangsung selama dua hari, 21 hingga 22 Agustus 2017.
Pada hari pertama, Senin (21/8/2017), 72 Ikon Prestasi Indonesia, semuanya hadir. Mereka datang menggunakan selempang hitam dengan garis emas, bertuliskan 72 Ikon Prestasi Indonesia.
Tujuh puluh dua orang dari berbagai profesi, latar belakang dan usia ini, menerima penghargaan dan apresiasi atas kinerja positifnya dalam mengharumkan dan memajukan bangsa Indonesia.
Salah satunya adalah Suryono, seorang petani binaan Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dari Perusahaan Sinarmas APP.
Ia meraih penghargaan ini karena dianggap menjadi contoh bagi petani,berkontribusi aktif dalam usaha memitigasi perubahan iklim dengan cara bertani holtikultura.
Memberikan informasi jika terjadi titik api, dan turut menjaga lingkungan, mencegah terjadinya kebakaran lahan dan hutan.
"Saya sangat bangga banget dengan prestasi ini. Dengan binaan dari perusahaan Sinar Mas, kita masyarakat kecil akhirnya bisa diorbitkan oleh pemerintah," ujar Suryono, pria kelahiran Medan ini saat ditemui.
Suryono mengaku sangat berharap dengan program-program seperti ini. Masyarakat yang berprestasi, katanya, bisa diorbitkan, muncul ke publik dijadikan sebagai contoh agar masyarakat lain termemotivasi .
Pria yang mengikuti program DMPA di Desa Pinang Sebatang Barat, Siak, Riau itu bercerita mengenai awal dirinya bisa menjadi pribadi yang sekarang mendapatkan penghargaan.
"Awalnya, saya petani yang dibina oleh perusahaan yaitu Sinar Mas APP tentang kepedulian lingkungan, kepedulian tentang api. Dari situ dibentuk DMPA dan disitu kita diajarkan agar mengelola lahan dengan baik, tidak dengan cara membakar lahan," ujar Suryono yang kenakan pakaian adat asalnya.
Ia mengatakan dengan cara membakar lahan ternyata timbul kerugian diberbagai sektor, antara lain sektor kesehatan dan sektor iklim. Keduanya berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup petani.
"Cara ini (tidak membakar lahan) tidak susah. Justru kita mampu memanfaatkan limbah yang seharusnya kita bakar. Bahkan sekarang bisa kita kompos, dijadikan pupuk. Itu menambah pendapatan ekonomi bagi kita sendiri, para petani," pungkas Suryono terkait keuntungan dari tidak membakar lahan yang ditekankan oleh program Sinarmas.
Sinar Mas sebagai Jembatan Petani untuk Maju dan Berkembang Suryono mengaku sangat terbantu dengan program binaan dari perusahaan Sinar Mas.
Selama dua tahun dibina oleh Sinar Mas, Suryono mengaku tanggapan masyarakat sangat positif. "Sinar Mas membantu memberikan pelatihan, membantu permodalan, serta membantu di bidang pemasaran," ujar pria dengan 3 orang anak itu.
Ia mengklaim jika petani binaan Sinarmas tidak takut untuk memasarkan hasil lahan dan pertaniannya. "Tidak takut. Karena kita bisa memasarkan ke rumah-rumah karyawan bahkan ke dalam lokasi pabrik. Jadi pertanian dibina oleh perusahaan tidak akan takut akan pemasaran. Sangat-sangat terbantu dengan Sinarmas ini," tambahnya.
Sekarang, Suryono mampu mempekerjakan 6 orang di lahannya seluas 6 hektare. Tidak hanya dirinya yang merasakan hasil dari binaan program DMPA itu, namun juga kelompok-kelompok yang ada di desanya.
Suryono juga mengaku semakin maju dan berkembang setelah mengikuti program ini. Ia mengaku bingung soal pemasaran dan permodalan pada awalnya.
Namun, karena kedua hal itu sudah dibantu, ia tinggal membukukan diri bagaimana meningkatkan produksi kualitas dan kuantitas.
"Saya semakin maju dan berkembang karena sejak dibantu pemasaran, saya jadi tahu barang mana yang berkualitas, yang bisa laku di pasaran," ujarnya.
Selain itu, Suryono juga mengaku sekarang mengetahui kalender musim kapan dan apa yang digemari serta digemari oleh masyarakat pada waktu-waktu tertentu.