News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mudik Lebaran 2024

Nasabah KUR BRI, Sate Klathak Pak Pong Jadi Wisata Kuliner Unggulan Saat Mudik Lebaran ke Yogyakarta

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sate Klathak Pak Pong jadi wisata kuliner yang wajib dikunjungi saat mudik lebaran di Yogyakarta.

TRIBUNNEWS.COM - Bagi yang belum pernah mencoba sate klathak, nama tersebut mungkin terdengar asing. Secara konsep, sate klathak disiapkan dengan metode yang serupa dengan sate pada umumnya, namun perbedaannya terletak pada tusuknya yang terbuat dari jeruji besi sepeda daripada bambu.

Penggunaan tusukan besi ini memungkinkan panas dari bara api menyebar lebih cepat dan merata, memastikan bahwa dagingnya empuk meresap hingga ke bagian dalam. Selain itu, berbeda dengan sate tradisional yang umumnya memiliki rasa manis, sate klathak memiliki cita rasa gurih yang sangat menggugah selera dan cenderung membuat ketagihan.

Sate Klathak Pak Pong termasuk salah satu yang terkenal di Yogyakarta. “Saya merintis usaha ini pertama kali pada tahun 1997 dengan mengontrak sebuah kios kecil pinggir jalan berukuran 6x6 meter di daerah Jejeran, Bantul, Yogyakarta. Kemudian, untuk mengembangkan usaha kuliner ini, pada tahun 2000 saya memberanikan diri pinjam modal usaha ke KUR BRI,” ungkap Zakiron alias Pak Pong selaku pemilik Sate Klathak Pak Pong.

Nama Pak Pong sendiri ternyata berasal dari bahasa Jawa jempong, yaitu sebutan untuk orang yang bangun tidurnya suka molor atau siang-siang. Saat kecil, Zakiron suka jempong, sehingga sama bapaknya dipanggil Pong. Gara-gara itu juga, banyak masyarakat sekitar yang lebih mengenal Zakiron sebagai Pak Pong, ketimbang nama aslinya. Dari situlah nama Sate Klathak Pak Pong kemudian lahir.

Pasca gempa Yogyakarta pada 2006, nasib baik justru dialami Sate Klathak Pak Pong. Masifnya pembeli membuat nama Sate Klathak Pak Pong melambung. Banyak media yang gencar memberitakannya, sehingga makin banyak orang yang penasaran buat mencoba.

“Pada tahun 2010, lewat fasilitas KUR BRI, saya meminjam modal usaha lagi untuk membeli tanah dan mendirikan bangunan permanen untuk Sate Klathak Pak Pong pusat yang beroperasi sampai sekarang,” jelasnya.

Baca juga: Kuliner Tahu Kupat Pak Har Manahan, Bangkit Berseri dengan KUR BRI

Pak Pong menyatakan bahwa daging yang digunakan untuk membuat sate klathak ini berasal dari kambing yang disembelih sendiri setiap hari.

“Di hari-hari biasa, kami bisa menyembelih 20-30 ekor kambing sehari. Sementara saat akhir pekan maupun momen libur panjang, seperti lebaran, kami bisa menyembelih hingga 40-50 ekor kambing sehari. Dengan jumlah tersebut, kami bisa meraih omzet sekitar Rp35-50 juta per bulan,” imbuhnya.

Tempat makan ini ternyata juga punya menu lain yang difavoritkan pelanggan, yaitu Krenyos dan Tengkleng Kambing. Krenyos sendiri merupakan daging sandung lamur kambing yang digoreng dengan bumbu garam dan disantap dengan sambal bawang mentah atau sambal kecap. Banyak pelanggan yang memesannya, terutama anak-anak muda, sehingga kedua menu tersebut kerap habis duluan.

Pak Pong mengakui jika tempatnya ramai dijadikan tempat buka bersama saat Ramadan, dan semakin membeludak pengunjungnya jelang lebaran, “Mungkin karena di akhir-akhir Ramadan sudah mulai banyak orang yang mudik ke Yogyakarta, sehingga setiap H-5 lebaran Sate Klathak Pak Pong ini selalu ramai sampai H+10 lebaran. Tak jarang, omzetnya bisa mencapai Rp50 juta per bulan”, ungkapnya.

Saking melegendanya, Sate Klathak Pak Pong ini bisa membuat pelanggannya rela mengantre hingga dua jam. Karena tempat duduk yang terbatas, tidak jarang pengunjung harus berdiri sampai ada kursi yang kosong.

Apalagi saat lebaran, Sate Klathak Pak Pong juga menyediakan paket hemat untuk beberapa orang yang sudah berisikan Sate Klathak, Tengkleng, Kreyos, Gulai dan menu andalan lainnya, sehingga pelanggan tak perlu ribet lagi pesan menu. Maka dari itu, jangan lupa ajak keluarga maupun orang terdekat lainnya saat mudik atau libur lebaran untuk mampir ke Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan bahwa sesuai dengan amanah pemerintah, program KUR bertujuan meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif, meningkatkan kapasitas daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

“BRI mendapatkan kuota penyaluran KUR terbesar pada tahun 2024, yakni sebesar Rp165 triliun. BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp27,2 triliun sepanjang Januari - Februari 2024 kepada 561.000 debitur. Jika dihitung, penyaluran tersebut sekitar 16,5 persen dari total jatah KUR yang disalurkan BRI tahun ini,” imbuhnya.

Dengan pencapaian KUR pada awal tahun 2024, BRI optimis dapat mencapai target penyaluran KUR tahun ini melalui penerapan strategi bisnis berkelanjutan. Strategi bisnis mikro BRI pada tahun 2024 akan berfokus pada pemberdayaan yang berada di garis depan pembiayaan. Sebagai bank yang berkomitmen kepada UMKM, BRI telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari tahap dasar, integrasi, hingga interkoneksi.

Baca juga: Berkat Pinjaman BRI, Oleh-oleh Khas Malang Keripik Tempe Rohani Sukses Kembangkan Usaha

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini