Hana' Nayem dan keluarganya tak punya pilihan.
Ketika serangan udara menghantam kawasan tempat tinggalnya di utara Gaza minggu ini, nenek tersebut melarikan diri.
Mereka bergabung dengan ribuan orang lain yang juga ketakutan, dan satu-satunya pilihan untuk pergi hanyalah dengan berjalan kaki.
"Pesawat berada di atas kami dan bom berjatuhan di mana-mana, seperti di samping kami saat sedang berjalan," kata Hana' sambil duduk di lantai, yang menggenggam tangannya.
"Tentu saja mengerikan. Semua orang dievakuasi dan berjalan kaki, termasuk anak-anak kami. Tidak ada transportasi."
Mereka sudah menyewa rumah susun di kawasan lain, namun tidak ada tempat yang aman di Gaza saat ini, serta tidak ada jalan untuk bisa keluar Gaza.
Gaza mengalami blokade total sejak Minggu, sehari setelah Hamas menerobos dinding perbatasan dan melakukan serangan terhadap warga Israel di dekatnya.
Sejak saat itu, tidak ada air, tidak ada makanan, tidak ada obat-obatan, dan tidak ada aliran listrik.
Bahkan bantuan kemanusiaan pun dilarang.
"Saat penyerangan terjadi, semua orang berada di sekitar kami," kata Hana'.
"Tempat yang kami sewa ini tidak memiliki pintu dan keamanannya tidak baik."
"Saya bersumpah demi Allah, kami ketakutan. Kami duduk di sini ketakutan."
Sejak serangan hari Sabtu, ribuan orang tewas, baik di pihak Palestina dan Israel.
Militer Israel mengatakan lebih dari 1.300 orang tewas dan setidaknya 97 orang disandera oleh Hamas, sementara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 1.400 warga Palestina tewas dan lebih dari 5.600 orang terluka.