News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China Dituduh Menjadi Dalang Peretasan yang Dialami Perusahaan Australia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Optus adalah salah satu perusahaan terbesar yang menjadi korban peretasan dalam beberapa bulan terakhir. (AAP: Bianca De Marchi)

Semakin banyak warga Australia melaporkan telah menjadi sasaran para penjahat dunia maya.

Agen mata-mata digital Australia menuding China sebagai pendukung utama peretasan serius terhadap perusahaan-perusahaan dan infrastruktur penting Australia.

Direktorat Sinyal Australia (ASD) telah merilis laporan ancaman dunia maya pada tahun finansial lalu, di mana terjadi pelanggaran data tingkat tinggi di perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Australia, Optus, dan perusahaan asuransi kesehatan swasta terbesar, Medibank.

Informasi ini dirilis pada momentum yang pas, ketika minggu lalu sempat ada peretasan terhadap operator pelabuhan DP World dan keterlibatan ASD dengan perusahaan tersebut untuk mencari tahu apa yang salah.

Jumlah insiden peretasan yang memaksa ASD untuk turun tangan dan turut menangani peretas stabil selama 2022-23, sebanyak lebih dari 1.100.

Jumlah serangan serius yang melumpuhkan lembaga pemerintah federal atau infrastruktur penting dan mengarah pada "kompromi ekstensif" terhadap data sensitif meningkat dari dua menjadi lima kasus.

Meskipun peretasan Optus tahun lalu dianggap "ekstensif" oleh pihak berwenang, perusahaan telekomunikasi tersebut belum dianggap infrastruktur penting negeri Persemakmuran.

Namun pemerintah federal telah mengisyaratkan rencana untuk mengubah hal tersebut minggu ini.

Hampir 94.000 laporan kejahatan dunia maya diterima oleh lembaga penegak hukum dari individu dan perusahaan di seluruh negeri.

Angka ini mengalami peningkatan sebesar 23 persen dari tahun finansial sebelumnya – dengan rata-rata kerugian yang ditimbulkan oleh serangan terhadap perusahaan meningkat sebesar 14 persen.

Kerugian bagi usaha kecil yang terkena serangan siber rata-rata hampir A$30.000 pada tahun finansial 2020-21, meningkat menjadi hampir A$46.000 tahun lalu.

Laporan kejahatan dunia maya terbanyak datang dari Queensland dan Victoria di Australia.

"Queensland dan Victoria melaporkan tingkat kejahatan dunia maya yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan populasi mereka," bunyi laporan tersebut.

"Namun, rata-rata kerugian tertinggi yang dilaporkan terjadi pada korban di New South Wales (sekitar A$32,000 per laporan kejahatan dunia maya di mana kerugian finansial terjadi) dan Wilayah Ibu Kota Australia (sekitar A$29,000)."

China dianggap pelaku utama

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini