News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembatasan BBM Bersubsidi

Dirut Pertamina: Kami Siap Jalankan Pengendalian BBM

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Prawira
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan (tengah)

Laporan wartawan Tribunnews.com, Andri Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan memastikan dihadapan komisi VII DPR-RI kesiapan untuk menjalankan pengendalian BBM Bersubsidi pada 2011 mendatang.

"Kami dari pertamina sudah siap menjalankan pengendalian BBM ini," ungkapnya, di DPR dalam raker bersama Komisi VII dan pemerintah, di Jakarta, Senin (13/12/2010) tengah malam.

Lebih lanjut, Karen mengatakan untuk subsitusi dari premium (BBM bersubsidi) ke Pertamax (BBM non subsidi). "Subtitusi kami siap," kata dia.

Kemudian terkait dengan jumlah impor yang akan dilakukan pertamina untuk memenuhi ketersediaan BBM non subsidi, dirinya enggan mengungkapkannya. "Berapa impor tidak bisa saya jawab di sini karena ini (pembahasan) terbuka," jelasnya.

Menjawab pertanyaan Komisi VII mengenai investasi ke SPBU untuk kesiapan ketersediaan dispenser BBM non subsidi, ditegaskannya, itu menjadi tangungjawab SPBU swasta itu sendiri. "Yang Rp 8 triliun, itu adalah investasi dari SPBU swasta. Jadi kami tidak bertanggung jawab atas investasi tersebut," ujarnya.

Sementara itu, Menteri ESDM, Darwin Zahedy Saleh mengatakan kesiapan SPBU dan depot yang dimaksudkan, SPBU siap adalah SPBU yang memiliki tangki penyimpanan BBM minimal 3 (solar, premium dan BBM non subsidi_ dan siap menjual (3 dispenser). Sedangkan depot siap adalah depot yang memiliki tangki timbun BBM non subsidi (perrtamax) dan siap untuk didistribusikan.

Dia juga menjabarkan kondisi SPBU pertamina per Desember 2010, di seluruh Indonesia terdapat 4667 SPBU. Dari jumlah tersebut, 1686 yang menjual pertamax. Sedangkan 2461 SPBU, memerlukan modifikasi untuk menjual pertamax. Dan 520 SPBU, memerlukan investasi tambahann untuk dapat menjual pertamax.

Mengutip data Pertamina, Menteri ESDM juga mengungkapkan perkiraan nilai investasi sarana dan fasilitas depot BBM non subsidi. Terhitung sejak Desember 2010, menurutnya, untuk Jabodetabek investasi ke SPBU dan depot pertamina mendukung kebijakan pengaturan BBM bersubsidi adalah sebesar Rp1,5 miliar.

Sedangkan pada tahun 2011, total investasi yang akan digulirkan sebesar Rp54,5 miliar. Besaran investasi ini akan digulirkan pada Januari sebesar Rp 23,5 miliar, kemudian Rp10 miliar pada Juli dan Oktober 2011, sebesar Rp21 miliar.

Lebih lanjut, pada 2012, invesasi yang akan dicairkan pada Januari sebesar Rp13,5 miliar. Dan pada Juli,  investasi sebesar Rp 15 miliar. "Total investasi sarana dan fasilitas depot BBM itu sebesar Rp 84,5 miliar. Tambahan sarana dan fasilitas di depot pertamina sebanyak 10 lokasi," terangnya.

Di akhir paparannya, dikatakan bahwa target pengguna BBM bersubsidi 2011, untuk premium adalah untuk genset di daerah belum terlistriki, usaha kecil dan mmikro untuk mesin-mesin perkakas. Kemudian untuk nelayan kecil, motor tempel dan genset pembudidaya kecil. Pun untuk kendaraan angkutan penumpang umum, bus, angkutan barang berplat kuning. Begitu juga untuk sepeda motor dan kendaraan roda tiga, serta ditujukan untuk kendaraan pelayanan umum, seperti ambulance, mobil jenasah dan pemadam kebakaran.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini