Laporan Wartawan Tribun Jakarta Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mengklaim bahwa bisnis trust (penitipan dan pengelolaan) sulit dilakukan oleh perbankan swasta.
Direktur Korporasi BCA Dahlia M. Ariotedjo di Jakarta, Rabu, (05/12/2012), mengatakan, Trust itu lebih baik bagi bank pemerintah seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sedangkan bagi bank swasta agak sulit.
Kesulitan yang dihadapi adalah dalam mengelola devisa hasil ekspor (DHE) dalam tatanan trust kendati DHE yang masuk ke sistemnya mencapai angka rata-rata Rp 1,5 triliun sampai Rp 1,8 triliun per bulan.
"Karena hasil ekspor menurun, jadi kayaknya sampai akhir tahun segitu," ungkap Dahlia tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Ia mengungkapkan, perusahaan manufaktur, perusahaan tekstil masih bertumbuh dengan baik di Indonesia. Hal ini terlihat dari permintaan kredit korporasi dari perseroan yang terus mengucur ke perusahaan-perusahaan di bidang tersebut.
Lebih lanjut dikatakan dia bahwa, BCA tidak memiliki target khusus dalam pengelolaan DHE, terlebih lagi saat ini kondisi perekonomian dunia sedang mengalami guncangan.
"Kami tidak ada target, hanya cabang dan layanan jadi unggulan, manage the fund," pungkasnya.
Sebagai tambahan, Bank Central Asia (BCA) terpilih sebagai salah satu bank pelapor lalu lintas devisa (LLD) terbaik oleh Bank Indonesia (BI).
Selain itu, ada empat bank lain yang juga terpilih sebagai pelapor LLD terbaik yakni, The Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd, Indonesia, Citibank, N.A, Indonesia Branch, Deuts Bank AG, Indonesia, dan PT Bank Mizuho Indonesia.
Sebagai informasi, selain sebagai pelapor LLD terbaik, BCA juga terpilih sebagai bank pelapor Devisa Hasil Ekspor terbaik bersama empat bank lainnya yakni Citibank, N.A, Indonesia Branch, Bank Negara Indonesia , Bank Sumitomo Mitsui Indonesia dan The Hongkong and Shanghai Banking Co. Ltd., Indonesia.(*)
BACA JUGA: