Laporan Wartawan Pos Kupang, Julianus Akoit
TRIBUNNEWS.COM, OELAMASI - Manajemen Koperasi Garam Oebelo di Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, mengaku sulit mencari investor untuk membeli garam milik para anggota.
"Saya benar-benar nyaris menyerah. Sulit mencari investor untuk beli garam kristal maupun garam yodium yang diproduksi di tambak garam rakyat milik anggota," jelas Ketua Koperasi Garam Oebelo, Markus Moy, di kantornya di Oebelo.
Moy mengaku belum ada niat untuk mengajukan proposal ke Pemkab Kupang guna mendapatkan tambahan modal dan dicarikan solusi pasar.
"Repot kalau sudah bersinggungan dengan pejabat. Birokrasinya bertele-tele," tukasnya beralasan.
Moy mengatakan sempat meminta bantuan Dekopinda NTT. Namun harga yang ditawarkan terlalu rendah dari harga jual di tingkat petani garam.
Di tingkat petani garam harganya Rp 10.000/Kg. Sementara Dekopinda cuma mampu membeli garam petani sebesar Rp 4.000/Kg.
"Rugi dobel-dobel. Petani pun tidak mau melepas garamnya. Sebab rugi besar. Untung sedikit pun tidak sama sekali, bahkan tidak mampu menutup ongkos produksi," papar Moy.
Ia dan anggotanya kini sedang membuka lahan tambak garam rakyat seluas 5 hektar. Ini untuk tahap uji coba. Jika prospeknya bagus, dikembangkan lebih luas lagi.
"Kalau investor mau kerja sama dengan koperasi garam, kami siap membuka pintu selebar-lebarnya. Sebab kami masih awam soal jaringan pasar di Jawa dan luar negeri. Selain karena kekurangan modal dan alat produksi garam," jelas Moy.
Ia mengungkapkan setiap panen pihaknya bisa mengumpulkan 100.000 ton garam kristal per hektarnya. Jadi, luas lahan 5 hektar berarti koperasinya bisa menghimpun 500.000 ton garam dengan menggunakan teknologi produksi indramayu.
Moy menambahkan, usaha tambak garam rakyat di Oebelo didominasi usaha home industry yang riskan bangkrut karena terjerat sistem ijon. Ia berharap dengan menggunakan koperasi, kendala itu bisa diatasi dan industri garam berkembang normal.
Moy juga menyayangkan respons Pemprov NTT yang hanya sebatas janji-janji muluk tanpa realisasi.
"Gubernur NTT pernah berjanji memperkuat modal bagi usaha tambak garam rakyat. Bahkan beliau minta dihimpun dalam sebuah lembaga koperasi. Sekarang koperasi sudah didirikan, namun Pemprov NTT cuma diam saja. Atau sudah lupa janjinya di hadapan petani garam," curhat Moy kepada wartawan.
Koperasi Garam Oebelo didirikan berdasarkan akte notaris No 35/BH/XXIV/IX/2011 Tanggal 20 September 2011. Jumlah anggota sudah 163 orang.
"Kami sudah dua kali RAT. Modal kami sudah sampai Rp 300 juta. Sekarang masih fokus usaha simpan pinjam guna memperkuat modal para petani garam," jelas Moy.