News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pengurangan Subsidi BBM

YLKI: Kebijakan BBM Bikin MRT Tak Laku

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2013). PT Pertamina melakukan persiapan terhadap kemungkinan diberlakukannya kebijakan BBM subsidi dua harga oleh pemerintah. Langkah-langkah yang dilakukan Pertamina adalah pengelompokan SPBU, penyiapan identitas SPBU, sosialisasi, koordinasi dengan stakeholder terkait, dan pembentukan posko satgas. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jika pemerintah masih menerapkan kebijakan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM), bisa jadi rencana transportasi massal Mass Rapid Transit (MRT) tidak laku di masyarakat.

Hal tersebut dikatakan Tulus Abadi, anggota Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), menanggapi kebijakan pemerintah soal penerapan dua harga BBM jenis premium. Kebijakan transportasi apapun juga tidak akan pernah berkembang dengan baik kalau tidak bersinergi dengan kebijakan energi.

"Misalnya Jokowi (Gubernur DKI Jakarta) mau bangun monorel, MRT dan sebagainya, saya khawatir jumlah penumpangnya akan sedikit karena subsidi BBM masih tinggi. Orang masih tertarik atau 'enjoy' dengan kendaraan pribadi," kata Agus di Warung Daun Cikini, Jakarta, sabtu (27/4/2013).

Jika demikian, jumlah pengguna atau penumpang transportasi massal tidak akan terpenuhi sehingga persoalan seperti kemacetan atau penghematan energi tidak tercapai.

Tulus pun mengkritik rezim SBY yang terkesan membuat masyarakat terombang-ambing dengan wacana kenaikan harga BBM. Kenaikan harga BBM lebih kental aroma politik dengan kepentingan energi.

Sebelumnya pemerintah akan menerapkan dua harga BBM bersubsidi jenis premium, yakni Rp 4.500 untuk motor dan angkutan umum dan Rp 6.500 untuk kendaraan mobil pribadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini