News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KYB Hyfdraulic Excavator Akan Produksi 3.000 Unit Tiap Bulan di Indonesia

Editor: Widiyabuana Slay
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hideaki Nonoyama, General Manager KYB Corporation.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - PT KYB Hydraulics Manufacturing Indonesia mulai November tahun depan akan memproduksi Hydraulic Excavator di Bekasi guna memenuhi kebutuhan alat berat tersebut dalam pembangunan di dalam negeri Indonesia. Setelah itu produk juga akan diekspor ke negara lain di Asia dalam masa mendatang.

Demikian diungkapkan Hideaki Nonoyama, General Manager KYB Corporation khusus kepada Tribunnews.com di kantornya, Jumat(14/6/2013) siang.

"Pemerintahan yang stabil, perekonomian yang bertumbuh bagus, populasi yang besar sekali serta pembangunan yang kami perkirakan akan terus semakin banyak dilakukan, menjadi pertimbangan kami untuk membuka pabrik di Indonesia. Kami yakin dan percaya perekonomian Indonesia akan tetap semakin baik, asalkan politik stabil terus," paparnya.

Nonoyama yang pernah bekerja di Malaysia antara tahun 1995-2000, merasa Indonesia memiliki potensi pasar yang besar luar biasa sehingga walaupun bersaing dengan produsen lain, produknya nanti tetap bisa laku di pasaran Indonesia.

Target produksi 3.000 unit tiap bulan per 2015 dan diharapkan terus meningkat sehingga bisa dipasarkan ke luar Indonesia ke negara-negara lain di Asia, "Bahan baku produksi cukup berlimpah di Indonesia sehingga diperkirakan akan menciptakan harga murah sehingga bisa bersaing baik dengan produk lain. Meskipun demikian saat ini untuk beberapa tahun mungkin awalnya masih perlu mengimpor bahan baku atau suku cadang dari negara lain dulu seperti dari Jepang."

Produksi serupa yang dilakukan di China sejak 2004, sejak tahun 2000 bahan baku dan atau suku cadangnya 50 persen masih diimpor.

Selain itu, untuk kasus Indonesia KYB juga perlu rundingan dengan rekanannya MISI (Marubeni-Itochu Steel Inc.) karena mereka memiliki 25 persen saham PT KYB Hydraulics Manufacturing Indonesia tersebut yang saat ini masih dalam proses perizinan di BKPM.

Pabriknya dengan luas 50 ribu meter persegi pada awalnya akan dibangun 10 ribu meter persegi dulu dan akan mempekerjakan sekitar 50 orang yang kemudian sesuai volume pekerjaan semakin banyak akan semakin banyak pula menyerap tenaga kerja.

KYB Group didirikan sejak 25 November 1948  memfokuskan diri pada suspensi motor dan mobil. Saat ini semua produsen mobil dan motor besar dari Jepang yang ada di Indonesia menggunakan suspensi KYB seperti Honda, Yamaha, Toyota dan Daihatsu.

Produksinya di Indonesia akan berupa hydraulic excavator 20 ton. Jenis ini yang paling banyak dipakai di dunia dan saat ini pangsa pasar dunia mayoritas menggunakan suspensi KYB. Produk ini dipakai untuk daerah pertambangan, proyek besar lain yang membutuhkan pengurukan jumlah besar.

Selain PT KYB Hydraulics Manufacturing Indonesia, kelompok usaha ini sudah memiliki PT Kayaba Indonesia sejak 1976 dan PT Chita Indonesia sejak 2008 yang keduanya memproduksi suspensi di Indonesia.

"Kini Indonesia merupakan pabrik kedua KYB untuk hydraulic excavator setelah pabriknya di China," lanjutnya.

Persaingan sangat ketat dari produsen excavator dunia terutama buatan China dan Korea, "Tapi kami yakin bisa bersaing karena kualitas tinggi produk kami dan harga murah. Itulah sebab dan maksudnya pembuatan di Indonesia," tekannya lagi.

Saat ini KYB juga memiliki pabrik di Amerika, Seropa, Thailand, Taiwan, China, Malaysia dan Vietnam. Neraca konsolidasi KYB untuk sales per 31 Maret 2013 sebesar 305,75 miliar yen dan net profit sebesar 7,79 miliar yen.

Sedangkan saham KYB di pasar saham Jepang saat ini diperdagangkan sekitar 486 yen perlembar, "Harga saham tergantung pula dari pergerakan pasar saham dan perekonomian dunia, jadi tidak mudah dipresiksi," ungkapnya lagi. Meskipun demikian kalau melihat pergerakan saham KYK lima tahun terakhir ini terus mengalami kestabilan serta  pertumbuhan (tertinggi Februari 2011), sehingga merupakan calon saham yang mungkin pantas dibeli.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini