TRIBUNNEWS.COM JAKARTA. Produsen komponen otomotif, PT Robert Bosch akan mendirikan pabrik otomotif pertama di Indonesia. Investasi awal yang disiapkan untuk pendirian pabrik adalah €10 juta. Rencananya, pabrik ini berproduksi mulai tahun 2014.
Bosch akan mengambil lokasi di sekitar Jakarta. Pabrik ini akan memproduksi komponen-komponen otomotif terutama untuk pabrikan mobil Jepang di Indonesia. Lewat pabrik ini, Bosch akan merekrut lebih dari 120 eksekutif dalam tiga tahun ke depan.
"Pembangunan pabrik di Indonesia merupakan langkah penting kami dalam rangka pengembangan bisnis Bosch di Asia Tenggara," ujar Martin Hayes, Presiden Bosch untuk Asia Tenggara dalam siaran persnya, Kamis 27 Juni 2013.
Menurut Martin, Asia Tenggara merupakan kawasan paling berkembang pesat bagi Bosch. Bosch memperkirakan, tahun 2016, volume produksi mobil di negara berkembang, khususnya yang diproduksi pembuat mobil asal Jepang akan melampaui volume produksi di negara-negara maju.
“Perusahaan-perusahaan Jepang meningkatkan belanja modal mereka ke luar negeri, khususnya di negara dengan ekonomi berkembang seperti di Asia Tenggara,” kata Herbert Hemming, Presiden Bosch di Jepang.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebutkan, penjualan mobil di Indonesia kuartal I 2013 naik 18%. Kenaikan penjualan mobil inilah yang menjadi kesempatan bagi Bosch untuk menggenjot bisnisnya di Indonesia.
“Sebagai negara berpenduduk terbanyak ke empat di dunia, dengan permintaan domestik yang kuat dan Indonesia akan segera menjadi pasar yang meminati produk-produk berkualitas tinggi,” terang Rudy Karimun, Managing Director untuk Bosch di Indonesia.
Bosch masuk ke Indonesia sejak tahun 1922 lalu dengan bidang usaha automotive aftermarket, automotive original equipment, security systems, drive and control, dan thermotechnology.
Sekadar gambaran, Grup Bosch tahun lalu mencatat penjualan kurang lebih € 52.5 miliar. Sejak awal 2013, Bosch memiliki empat lini bisnis, yaitu teknologi otomotif, teknologi industri, consumer goods, serta energi dan teknologi bangunan. (KONTAN/ Fransiska Firlana)