News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Politisi PAN: Pemerintah Harus "Kepung" Kenaikan Harga dari Semua Penjuru

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tumpukan berbagai jenis cabe yang mengalami kenaikan harga paska kenaikan BBM di jual di Pasar Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Senin (2/7/2013). Harga cabe rawit merah mengalami kenaikan paling tinggi dari Rp 30.000 awal juni menjadi Rp 45.000/ kilo dan BBM naik harga menjadi 60.000/kilo. Harga cabe ini di ecaran bisa mencapai 80-90 ribu per-kilonya. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Ketum DPP PAN yang juga Ekonom, Dradjad Wibowo mendorong menyarankan pemerintah untuk bekerja lebih efektif lagi dalam menurunkan harga-harga bahan pokok yang melonjak saat ini.

Karena menurutnya, sebagai ekonom dirinya melihat akhir-akhir ini masyarakat banyak terpukul oleh lonjakan harga barang. Hal ini terjadi karena masyarakat terkena 4 kejadian sekaligus, yang membuat harga barang naik drastis.

"Pertama, harga Bahan Bakar Minyak (BBM) naik, tentu barang-barang semakin mahal. Lalu, datangnya bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Ini disebut sebagai faktor kenaikan harga musiman," ungkap dia Jakarta, Selasa (16/7/2013).

Disisi lain adalah terus merosotnya kurs Rupiah. Karena banyak barang modal dan konsumsi diimpor, hal ini membuat barang-barang semakin mahal.

Selain itu, juga ada kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI). Ini membuat cicilan bunga kredit spt rumah, mobil, motor dan elektronik makin besar.

"Untuk itu, saya menyarankan agar pemerintah bekerja lebih efektif lagi dalam menurunkan harga-harga. Sebagai misal, pemerintah berupaya mengatasi kenaikan harga pangan seperti daging dan bawang melalui impor. Karena kurs Rupiah merosot, impor daging belum tentu efektif menurunkan harga," tegasnya.

Lebih lanjut, menurutnya, sebaiknya pemerintah "mengepung" kenaikan harga itu dari semua penjuru. Banyak faktor-faktor penyebab ekonomi biaya tinggi.

"Ada permainan kartel. Ada kekurangan supply barang. Ada masalah lalu lintas barang. Semuanya harus diatasi seperti orang bermain "total football". Jika ini dilakukan, insya Allah pelan-pelan harga-harga bisa diturunkan," tegas Dradjad.

Sebagai misal, pemerintah berupaya mengatasi kenaikan harga pangan spt daging dan bawang melalui impor. Krn kurs Rp merosot, impor daging belum tentu efektif menurunkan harga.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini