News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Investasi Yusuf Mansur

Saran Ichsanuddin Noosry untuk Ustad Yusuf Mansur

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Ekonomi dan Politik, Ichsanuddin Noorsy

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Ekonom Ichsanuddin Noorsy,  mengingatkan Islam adalah sistem ajaran yang sistemik-struktural. Maksudnya, cara, instrumen dan fungsi-fungsi kehidupan, termasuk hal yang berkaitan dengan usaha, tidak boleh bertentangan dengan visi dan misinya.

Demikian juga dengan keluaran, dampak dan efek gandanya, yang harus tunduk pada nilai dan kaedah Islam itu sendiri.

Pernyataan Ichsanuddin Noorsy sekaligus mengomentari terkait apa yang sudah dialami oleh ustad Yusuf Mansur.  Norrsy menegaskan, dalam perspektif ini, kelemahan Ustad Yusuf Mansur terletak pada tiga hal.

"Pertama, masuk ke wilayah atau bidang yang tidak ia kuasai atau paling tidak, ia tidak mengetahui dengan baik. Kedua, modal sosial yang ia kembangkan menjadi modal finansial belum memberi pijakan bahwa kedua modal itu bersifat seimbang, sinerji dan akumulatif," ujar Noorsy dalam pernyataannya, Rabu (24/7/2013)

Hal yang ketiga, lanjut Noorsy, ustadz Yusuf Mansur melembagakan sosok dirinya menjadi kendaraan berusaha. Dari tiga kelemahan ini, sambungnya lagi, sifat penghimpunan dana dengan berbasis modal sosial itu cenderung mengabaikan keseimbangan, akumulasi dan sinerjinya modal sosial dengan modal finansial.

"Sementara dalam konteks hukum, modal sosial itu bisa dituangkan baik dalam bentuk koperasi atau perseroan terbatas sepanjang tidak ada saham seseorang melebihi saham yang lain," katanya.

"Problem lain yang mendasar adalah bagaimana penerapan sistem akuntansi. Hingga kini Islam belum memiliki standar akuntansi. Standar ini sangat dibutuhkan guna menerjemahkan dengan baik apa yang dimaksud dengan keuntungan baik secara kuantitas maupun kualitas," papar Noorsy.

Noorsy mengingatkan dalam prinsip barat, makin besar keuntungan, makin besar peluang akumulasi modal. Walau hal itu dilakukan dengan mengeksploitasi nilai-nilai kemanusiaan, tetap saja tesis ini dekat dengan sikap serakah. Sementara Islam menolak eksploitasi manusia dan sikap serakah.

Ini berarti, lanjutnya, masalah ustadz Yusuf Mansur dalam bisnisnya membutuhkan perencanaan strategik berbasis Islam sehingga kalaupun tunduk pada atutan OJK (yang notabene tunduk pd prinsip-prinsip Barat), hal itu lebih dalam konteks fungsi dan instrumentasi.

"Dengan demikian kata kuncinya terletak pada perencaan strategik dan kelembagaan yang dilengkapi dengan berbagai fungsi dan instrumentasi sbg aplikasi visi dan misinya," pungkas Ichsanuddin Noorsy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini