Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM - Melemahnya nilai kurs rupiah terhadap dolar AS tak akan memengaruhi aktivitas perbankan dan perkembangan kinerja PT Bank Internasional Indonesia (BII) Tbk.
Optimisme tersebut disampaikan Direktur Perbankan Ritel BII Lani Darmawan usai acara pengundian pemenang program BII Mobile Banking Berhadiah 2013 di kantor pusat BII Sentral Senayan III, Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Lani menilai dampak dari pelemahan rupiah masih bersifat temporer. "Yang paling merasakan dampaknya mungkin hanya sektor usaha impor dengan label harga dolar AS," ujar dia.
"Untuk nasabah individual tidak terlalu berpengaruh. Saya rasa kebutuhan sehari-hari tetap sama, toh tiap hari orang-orang masih akan ke pasar atau swalayan untuk beli sembako," kata dia lagi.
Kemarin, nilai rupiah sempat menembus level Rp 10.851. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 138,54 poin (3,21) persen ke level 4.174,98 dengan jumlah transaksi sebanyak 14,8 juta lot atau setara dengan Rp 8,6 triliun.
Soal pemerintah dan Bank Indonesia yang dinilai kurang responsif terhadap situasi ini, dengan tetap mempertahankan suku bunga acuan 6,5 persen, Lani optimis bahwa pemerintah memiliki rencana yang lebih baik.
"Saya rasa pemerintah akan melakukan yang terbaik buat negara. Menurut saya, ada hal-hal tertentu yang bisa dilihat lebih dalam dan jeli oleh pemerintah dibandingkan (lembaga) non-pemerintah," kata dia lagi.
Lani berharap agar masyarakat tidak terlalu panik dengan pelemahan nilai rupiah yang diprediksikan akan menembus Rp 12.000.
"Kembali lagi, ini dampaknya hanya sementara," ucap Lani.