TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pada perdagangan kemarin (26/8/2013), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup turun 49,16 poin (1.18 persen) ke 4,120.67 dengan jumlah transaksi sebanyak 7,8 juta lot atau setara dengan Rp 4,3 triliun.
Asing tercatat melakukan net sell di pasar reguler sebesar Rp 140 miliar. Sementara itu, mata uang Rupiah terapresiasi 10,848 per Dollar AS.
Melihat hal ini, Kepala Riset e-Trading Securities Bertrand Raynaldi, mengatakan secara teknikal pelemahan IHSG kemarin (26/8/2013) disertai dengan penurunan volume dan masih akan melanjutkan pelemahannya.
"Indikator Stochastic menghasilkan sinyal golden cross. Untuk hari selasa (27/8/2013) diperkirakan IHSG akan bergerak mixed. Dengan support 4,060 dan resistance 4,310," katanya.
Christandi Rheza Mihardja, Equity Analyst PT Sinarmas Sekuritas, mengatakan perdagangan IHSG pada Selasa (27/8/2013) akan dipengaruhi oleh data US durable goods orders yang diperkirakan akan mengalami kenaikan sebesar 0.6 persen bulan ke bulan (MoM).
Kenaikan data tersebut akan menimbulkan volatilitas di pasar atas stimulus The Fed kepada negara berkembang. Sentimen semakin bertambah dengan ulah European Central Bank (ECB) yang diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunga di Euro dalam beberapa hari ke depan.
Dari dalam negeri, investor masih menanti detail dari kebijakan fiscal pemerintah yang akan mendorong perekonomian Indonesia.
"Pada perdagangan Selasa, pengaruh dari data ekonomi AS, Eropa dan dalam negeri akan memengaruhi pergerakan indeks yang akan bergerak melemah di kisaran 4095-4150," katanya.