TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden (Cawapres) dari partai Hanura, Hary Tanoesoedibjo ikut berkomentar terkait melemahnya nilai rupiah yang terjadi belakangan ini. Menurut Hary, melemahnya rupiah karena pemerintah lebih cenderung reaktif.
"Pemerintah tidak antisipatif atas kondisi perekonomian dengan lemahnya rupiah saat ini," kata Hary di Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Hary menuturkan, yang harus dilakukan pemerintah saat ini adalah meningkatkan produksi nasional dan melakukan kebijakan sehingga pabrik yang ada di Indonesia tetap eksis. Menurutnya, salah satu problem terbesar menyebabkan defisit nasional yang memiliki kontribusi paling besar adalah dari minyak.
"Pemerintah saat ini harus mengembalikan kepercayaan publik kepada pemerintah, hal ini terlihat dari IHSG yang turun 20 persen sejak Jumat pekan lalu," ujarnya.
Lebih lanjut Hary mengatakan, kalau perekonomian kita lebih baik, pemerintah harus melakukan upaya seperti kebijakan dalam sektor energi. Selain itu pemerintah harus mengerem impor dan naikkan suku bunga.
"Jika impor menurun ini akan menguatkan rupiah. Kalau tidak diatur pereknomian kita bisa lebih buruk dari 1998," katanya.