Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produsen tempe dan tahu tak akan menghentikan aksi mogok produksi meski telah mendapat kunjungan dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Syarief Hasan, pada Selasa (27/8/2013) kemarin.
Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, menilai kunjungan tersebut tak mempengaruhi harga kedelai yang tetap tinggi.
"Puskopti DKI Jakarta sudah bulat untuk aksi mogok. Kalau kunjungan itu membuat harga kedelai menjadi Rp 7.000 mungkin berbeda, tapi nyatanya kunjungan itu tidak berpengaruh apapun," kata Wakil Ketua Puskopti DKI Jakarta, Suyanto saat dihubungi, Rabu (28/8/2013).
Suyanto menuturkan, kunjungan menteri hanya membuat rapat Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakopti) untuk membahas aksi mogok menjadi tertunda. Menurutnya, rapat telah diagendakan pada Selasa (27/8/2013) siang.
"Rapatnya diundur. Saya sendiri tidak tahu tujuan kunjungan itu, karena mendadak," katanya.
Suyanto yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Gakopti mengungkapkan, karena tertundanya rapat, secara resmi Gakopti belum menginstruksikan mogok produksi kepada para produsen tempe dan tahu yang menjadi anggota.
Meski demikian, berdasar informasi yang diperoleh di beberapa daerah, seperti Aceh dan Bekasi kelompok-kelompok produsen tempe dan tahu sudah berhenti produksi. Di DKI Jakarta sendiri, kata Suyanto, dari 5.200 produsen yang terdata beberapa diantaranya terutama produsen kecil sudah berhenti produksi.
Suyanto menjelaskan, produsen tempe dan tahu di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, akan melakukan mogok produksi massal selama tiga hari.
Aksi mogok ini dilakukan agar pemerintah melakukan langkah strategis mengendalikan harga kedelai impor. Aksi mogok produksi ini pernah dilakukan tahun 2012 lalu saat harga kedelai impor melonjak tajam dan tak terkendali.
"Sudah diputuskan dalam rapat kemarin, kami akan mogok produksi. Kapan akan dimulainya belum ditentukan, karena keputusan ini akan kami bawa ke rapat Gakopti (Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) terlebih dahulu," kata Suyanto.
Menurut Suryanto, Badan Urusan Logistik (Bulog) seharusnya segera merealisasikan Peraturan Presiden nomor 32 tahun 2013 tentang penugasan kepada Bulog untuk Pengamanan harga dan Penyaluran Kedelai serta Permendag nomor 26/M-DAG/PER/5/2013 yang menyatakan harga beli kedelai kepada petani dipatok Rp 7.000 dan harga ke perajin Rp 7.450.