TRIBUNNEWS.COM SINGAPURA—PT Indofood Sukses Makmur menyatakan telah memiliki lebih dari separuh saham China Minzhong Food Corp Ltd, pemasok sayuran yang dituduh melakukan penyimpangan keuangan.
Indofood, salah satu produsen mi instan terbesar sedunia, pada Minggu menawarkan pembelian saham China Minzhong yang belum dimiliki mereka. Saham ditawar seharga 1,12 dolar Singapura atau sekitar Rp10 ribu per lembar, sehingga perusahaan itu mendapat valuasi pasar S$734 juta atau Rp6,5 triliun.
Indofood sudah memiliki 33,49% saham China Minzhong. Sesuai peraturan pemerintah Singapura, pemegang lebih dari 30% saham wajib melakukan penawaran terbuka untuk keseluruhan saham.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan Indofood mengaku telah menambah saham lebih dari 50% lewat pembelian langsung di pasaran.
Baru pekan lalu, China Minzhong terjerat skandal finansial. Glaucus Research Group California LLC menuding China Minzhong telah “merekayasa” angka penjualan kepada dua konsumen utama mereka.
Glaucus memiliki short position di saham China Minzhong. Dengan begitu, Glaucus dapat melakukan short sell dan mendapat laba jika saham China Minzhong anjlok. Glaucus menerbitkan rekomendasi “penjualan kuat” dengan target harga nol. Saham China Minzhong turun nyaris 50% menjadi 53 sen Singapura pada 26 Agustus. Pelemahan drastis ini memicu suspensi perdagangan saham.
Hari Minggu lalu China Minzhong membantah tuduhan Glaucus, seraya menyebut dugaan mereka “sembrono.” China Minzhong menegaskan laporan keuangan mereka disusun sesuai standar pelaporan Singapura dan sudah diaudit Crowe Horwath First Trust LLP.
Penawaran Indofood pada Senin memperkuat harga saham China Minzhong hingga S$1,14 pada awal sesi, karena investor menyambut baik penilaian tinggi yang dilayangkan Indofood. Saham hari Selasa ditutup pada level S$1,12.
“Kami yakin akuisisi strategis ini akan menguntungkan, baik untuk Indofood maupun China Minzhong,” papar Presiden Direktur sekaligus CEO Indofood, Anthoni Salim, dalam pernyataannya. Yang dilansir The Wall Street Journal
Majalah Forbes pada November menempatkan keluarga Salim sebagai orang terkaya keempat di Indonesia. Kekayaan bersih mereka senilai $5,2 miliar atau sekitar Rp59,6 triliun. (WSJ)