News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Cengkih Kering Anjlok

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang buruh menjemur buah cengkih yang baru dipanen di Kampung Sasakcilaja, Desa Sindanglaya, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Senin (25/6). Dalam beberapa bulan terakhir harga buah cengkih terus merosot dari harga sebelumnya Rp 200 ribu per kg menjadi Rp 70 ribu per kg yang diterima tengkulak saat ini. Merosotnya harga buah untuk bahan baku rokok dan obat-obatan ini dipicu datangnya musim panen raya dalam beberapa bulan kedepan yang berdampak stok buah cengkih meningkat. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

TRIBUNNEWS.COM, CIAMIS - Harga cengkih kering yang pada pertengahan tahun lalu sempat menembus Rp 250.00 per kg, kini hanya Rp 135.000 per kg.

"Harga cengkih sejak Juni lalu anjlok terus. Paling tinggi sempat Rp 250.000 sekilo, kemudian tiap bulan turun. Menjelang bulan puasa sudah Rp 150.000 per kilo kering. Tapi memasuki pertengahan September ini hanya Rp 135.000 sekilo," ujar Ono Rohana, petani cengkih di Dusun Indragiri Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan kepada Tribun, Minggu (15/9).

Menurut Ono, anjloknya harga cengkih ini diperkirakan karena di beberapa daerah cengkih sudah mulai panen seperti di Panumbangan dan Panjalu.

"Di Panumbangan sudah banyak yang panen. Lihat saja kalau di sisi jalan sudah banyak yag menjemur cengkih berarti di daerah tersebut sedang panen cengkih. Di Panawangan sendiri panennya masih segelintir," ujarnya.

Panawangan sejak tahun 1980-an memang menjadi sentra cengkih di Ciamis. Namun kemudian luluh lantak setelah adanya pengendalian harga cengkih oleh Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkih (BPPC) pada 1990.

Sehingga petani banyak yang menebang pohon cengkih mereka dan menjual kayunya untuk kayu bakar yang dijual ke sentra pembuatan genteng Plered Purwakarta.

Meskipun demikian masih ada warga yang mencoba mempertahankan tanaman mereka.

"Tapi jumlahnya tidak sampai 10 persen dari populasi sebelumnya. Lihat saja pohon-pohon sisa penebangan massal tersebut umurnya sudah tua-tua. Namun masih berbunga, dan tetap dipanen setiap musim cengkih," jelas Ono.

Walaupun harga cengkih sekarang masih tergolong bagus, namun masyarakat kurang tertarik untuk melakukan peremajaan. "Nyaris tidak ada budi daya atau penanaman baru pohon cengkih sebagai langkah peremajaan," ujar Ono. (sta)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini