Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasubdit Pengelolaan Portofolio SUN, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Kementerian Keuangan, Agung Galih Satwiko menyampaikan produk Obligasi Ritel Indonesia (ORI) semakin diminati masyarakat
Indonesia.
Hal itu dapat dilihat dari kurun waktu tahun 2006 sampai dengan 2012. Pada 2006 jumlah masyarakat Indonesia yang membeli ORI hanya sebanyak 16.561 investor.
"Kemudian, di tahun 2012 tercatat bahwa jumlah investor ritel semakin banyak yang turut berpartisipasi dalam penerbitan ORI, menjadi sebanyak 132.729 investor," kata Agung di Jakarta, kemarin.
Selain banyaknya jumlah investor, kepercayaan terhadap investasi ORI dapat dilihat dari semakin banyaknya masyarakat yang berani membeli ORI dalam nominal lebih besar.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) pada penerbitan ORI 005 pada September 2008, investor paling banyak membeli ORI di kisaran nominal Rp 5 juta hingga Rp 100 juta sebanyak 68,3 persen.
Sementara itu nominal Rp 100 juta sampai Rp 500 juta sebanyak 24,8 persen, nominal Rp 500 juta hingga Rp 1 miliar sebanyak 4 persen, dan investor yang membeli di nominal Rp 1 miliar hingga Rp 3 miliar sebanyak 2,8 persen.
Komposisi jumlah investor tersebut berubah pada penerbitan ORI009 pada Oktober 2012 lalu.
Jika pada ORI005 investor lebih banyak membeli ORI senilai Rp 1 hingga 100 juta maka pada ORI009 komposisi pembeli dengan nilai Rp 100 hingga 500 juta menghuni porsi paling tinggi.
Rinciannya, Investor yang membeli ORI 009 di kisaran Rp 5 juta hingga Rp 100 juta sebanyak 35,7 persen, nominal Rp 100 juta hingga Rp 500 juta sebanyak 41,7 persen, nominal Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar sebanyak 12,6 persen. Sementara investor yang membeli di nominal Rp 1 miliar hingga Rp 3 miliar sebanyak 10,1 persen.