TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Pertemuan ke-25 Tingkat Menteri APEC telah menyepakati dokumen dan draft deklarasi untuk direkomendasikan kepada pertemuan para pemimpin APEC.
Menteri Luar Negeri RI, Marty Natalegawa mengatakan pertemuan para menteri telah berlangsung positif dan konstruktif.
"Diskusinya sangat interaktif," kata Marty dalam laman khusus Setkab, Sabtu (5/10/2013).
Pertemuan yang dipimpin oleh Indonesia ini menegaskan kembali terhadap komitmen bersama untuk memuluskan jalan menuju ekonomi kawasan dan melanjutkan program untuk mengintegrasikan pertumbuhan dan berinovasi untuk mencapai kemakmuran.
Di bawah tema 'Resilient Asia Pacific, Engine of Global Growth', para menteri APEC sepakat untuk tetap meneruskan komitmen untuk memperdalam upaya pencapaian Bogor Goals, mempromosikan konektivitas, dan mencapai pertumbuhan yang
berkelanjutan dengan kesetaraan.
Adapun komitmen kawasan adalah:
a. Mengakui pentingnya serangkaian komprehensif reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas, partisipasi angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja dengan kualitas tinggi.
Termasuk memastikan kesinambungan fiskal, membangun kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan, meningkatkan sumber pertumbuhan dalam negeri, meningkatkan tabungan domestik, menyediakan sumber pembiayaan perdagangan dan meningkatkan daya saing;
b. Memperkuat transparansi dan berbagi informasi mengenai kebijakan ekonomi makro, dan bekerjasama untuk mempromosikan pembangunan umum di kawasan Asia-Pasifik;
c. Memperkuat kerja sama untuk mewujudkan kawasan yang kuat dan tangguh dengan kemampuan untuk pulih dengan cepat dari gejolak ekonomi, sehingga kawasan Asia Pasifik dapat berkontribusi sebagai lokomotif pertumbuhan ekonomi global.
Pertemuan para menteri menegaskan kembali komitmen untuk mencapai Bogor Goals, menuju perdagangan bebas dan terbuka dan investasi di Asia-Pasifik pada tahun 2020. Hal ini termasuk kemajuan yang telah dicapai untuk mendukung sistem perdagangan multilateral, memperkuat dan memperdalam integrasi ekonomi regional serta mengatasi
hambatan perdagangan dan investasi.
Marty Natalegawa mengemukakan, dua dokumen telah disetujui oleh para Menteri untuk disampaikan kepada para pemimpin, adalah “APEC Framework on Connectivity” dan “APEC Multi-year Plan on Infrastructur Development and Investment".
Dokumen pertama bertumpu pada peningkatan konektivitas fisik, konektivitas institusional dan konektivitas manusia (people-to-people contact). Dalam konteks kepentingan nasional Indonesia, hal ini dimaksudkan untuk mendukung program konektivitas nasional dalam Master Plan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan konektivitas kawasan dalam Master Plan on ASEAN Connectivity (MPAC).
Sedangkan “APEC Multi-year Plan on Infrastructur Development and Investment" dimaksudkan untuk mendorong kemitraan antara Pemerintah dan swasta (Public-Private Partnership) sebagai salah satu cara dalam mengatasi masalah gapinfrastruktur. Dalam kaitan ini, pihak swasta diharapkan dapat mendukung Pemerintah dalam pembiayaan
pembangunan infrastruktur.