TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Akhirnya, Rapat Koordinasi (Rakor) yang membahas mengenai nasib PT Merpati Nusantara Airlines selesai juga. Rapat yang dihadiri oleh oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, Menteri Perekonomian Hatta Rajasa, dan beberapa menteri lainnya itu memutuskan untuk tidak menutup Merpati.
"Merpati tidak akan ditutup. Merpati itu punya prospek bisnis yang baik pada dasarnya. Gimana engga, karena Merpati menjadi pesawat perintis, kan sayang kalo kita tidak bantu mereka," kata Hatta di Kantor Menko Perekonomian Selasa (12/11).
Pemerintah, lanjut Hatta, akan memberikan waktu satu bulan kepada Merpati untuk merancang business plan yang baik agar dapat bangkit kembali. Sedangkan mengenai utang Merpati kepada perusahaan BUMN lainnya dan juga kepada pemerintah akan dirubah menjadi saham, sesuai dengan rencana Dahlan Iskan.
Seperti diketahui utang Merpati saat ini telah mencapai angka Rp 6,5 triliun. "Hutang sampai segitu tuh, hutang dimasa lalu yang terseret sampai sekarang. Merpati punya utang kepada 20 perusahaan BUMN dan pemerintah, yang hingga kini tidak bisa selesai dan akhinya numpuk," ujar Hatta.
Hatta menegaskan, selain merancang business plan, Merpati juga diminta untuk mencari suntikan dana baru dari pihak ketiga atau investor lain. "Pokoknya saya yakin mereka bisa. Dan pemerintah tidak akan memberikan suntikan dana, jadi Merpati silahkan cari pihak ketiga," tegasnya. (Rr Dian Kusumo Hapsari)