Laporan Wartawan Tribunnews.com, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kenaikan BI rate sebesar 25 bps menjadi 7,50 bps belum berdampak baik untuk penguatan nilai tukar rupiah.
Pada hari ini rupiah diprediksi masih alami pelemahan ketimbang sebelumnya.
Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, menuturkan pelemahan rupiah diakibatkan ulah pelaku pasar valas yang terus mengkhawatirkan merebaknya spekulasi tappering off stimulus The Fed sehingga berimbas negatif pada mata uang emerging market termasuk rupiah.
"Nilai tukar rupiah ditutup ke Rp 11.576 dari sebelumnya Rp 11.486 per dollar AS. Kami perkirakan pada hari ini akan bergerak di kisaran Rp 11.625 hingga Rp 11.525 (kurs tengah BI). Kenaikan BI rate belum berpengaruh ke penguatan," tutur Reza di Jakarta, Rabu (13/11/2013).
Meskipun laju mata uang Euro bergerak menguat dibandingkan dollar AS seiring rilis beberapa data dari Jerman dan Italia yang cukup positif, belum dapat mengalahkan dominasi dollar AS terhadap mata uang emerging market.
Penguatan dollar AS didorong oleh keyakinan bahwa membaiknya perekonomian AS dengan dirilisnya data-data positif telah membuat pasar memiliki persepsi akan ketahanan ekonomi AS di tengah pengurangan stimulus. Sehingga membuat sentimen negatif bahwa tappering off akan cepat dilakukan pemerintah.