TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Bank Panin Syariah berencana mengunakan dana hasil penawaran saham perdana (IPO) untuk menginjeksi modal.
Rencananya dana sebesar Rp 500 miliar-Rp 600 miliar akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal inti untuk masuk kategori Bank BUKU II. Bank BUKU II memiliki modal inti minimum Rp 1 triliun hingga di bawah Rp 5 triliun.
"Kami akan menambah Rp 500 miliar lagi untuk masuk BUKU II. Sebelumnya, kami sudah punya Rp 500 miliar. Sebelum 2016 mudah-mudahan sudah masuk Rp 1 triliun," kata Hadi Purnomo, Direktur Panin Syariah, Senin (2/12/2013).
Ia menceritakan bahwa 80 persen dana IPO memang akan digunakan untuk modal jangka panjang. Sedangkan sisanya akan digunakan untuk pengembangan pembangunan cabang dan jaringan. Dana untuk pembangunan jaringan bisa diperoleh melalui pinjaman.
"Setelah naik kategori kami juga ingin ekspansi ke berbagai daerah untuk mencari dana murah dari haji dan umrah. Potensi dana tersebut sangat besar hingga Rp 50 triliun ini mengapa kita ngotot masuk ke BUKU II," ujarnya.
Dia menjelaskan perusahaannya akan membuka banyak cabang baru di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Totalnya 21 cabang; 15 cabang utama, 5 cabang pembantu dan 1 kantor kas.
Sebagai informasi, per September 2013 Panin Syariah mencatatkan laba bersih Rp 42 miliar. Tahun depan, perseroan menargetkan laba bersih sebesar Rp 100 miliar.