TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA) Fazwar Bujang mengaku bisnis di industri baja mengalami kesulitan sejak melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS. Karena hal itu Fazwar berharap pemerintah bisa menguatkan rupiah, agar bisa mengimpor bahan baku.
Fazwar menjelaskan nilai tukar rupiah adalah kendala utama para pengusaha baja. Pasalnya sebagian besar bahan baku produksi baja utamanya dari impor.
"Efek dari pelemahan rupiah berdampak pada ongkos produksi baja," kata Fazwar di Jakarta, Jumat(13/12/2013).
Fazwar berharap pemerintah bisa menstabilkan rupiah dari saat ini. Sehingga tahun 2014, pengusaha baja menemukan titik terang dalam ekspansi bisnis dan meningkatkan produksi.
"Saya berharap betul tahun 2014 nilai tukar rupiah ini terkendali. Masih banyak ruang gerak yang dilakukan pemerintah," ujar Fazwar.
Fazwar mengimbau agar pemerintah berhasil mengendalikan nilai rupiah, kebijakan fiskal harus di dorong. Dalam hal ini pajak pertambahan nilai (PPN) untuk barang mewah dinaikkan.
"PPN untuk barang mewah dinaikan, jadi ada upaya melambatkan barang yang diimpor. Kalau ini dilakukan di fiskal suku bunga tidak selalu naik maka nilai tukar dolar AS terhadap rupiah cepat stabil,"kata Fazwar.