TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan bahwa PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) terancam terkena pailit karena banyak faktor.
Namun alasan utama Merpati masih kurang disukai para investor untuk mengembangkan bisnisnya adalah karena alat dan modal kerja yang belum diperbaiki. "Alat kerja dan modal kerja, itu yang kurang di Merpati," ujar Dahlan Iskan, Kamis (19/12/2013).
Kendati masih memiliki hal negatif, namun sudah ada 15 investor yang mengincar Merpati untuk direvitalisasi kembali ke industri penerbangan. Lima investor itu diantara berasal dari luar.
Dahlan Iskan menjelaskan, dari 15 investor itu, akan disaring menjadi tiga besar. Saat ini Kementerian BUMN akan menyaring investor mana yang siap membangun Merpati. "Tentunya kami jajaki semua. 15 diseleksi, paling dapat 3 short list," ungkap Dahlan.
Kendati sudah ada calon investor, Dahlan Iskan menegaskan tak akan meninggalkan Merpati begitu saja. Pasalnya saham pemerintah masih ada di Merpati. "Saham pemerintah masih panjang, harus ada konversi utang untuk Merpati," jelas Dahlan.