TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski maskapai tempat bekerjanya terjerat utang lebih dari Rp 6 Triliun, ratusan pramugari PT Merpati Nusantara Airlines mengaku masih betah bekerja di perusahaan plat merah tersebut.
"Alhamdulillah masih banyak yang loyal karena cinta sama Merpati, begitu. Total 197 hingga saat ini, paling keluar pensiun. Pokoknya tetap loyal," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Awak Kabin, Syahriri Irsak, Jumat(7/2/2014).
Para pramugari sebenarnya sudah mendapatkan banyak tawaran dari maskapai lain. Namun, atas nama loyalitas, mereka masih bertahan.
Sementara itu salah seorang pramugari Vivi Arita (40) memilih tetap di Merpati karena merasa nyaman meskipun gaji menurutnya beda tipis dibanding maskapai lain.
Asal tahu saja di Merpati, pramugari digaji berdasarkan lama bekerja, bukan jam terbang. Untuk pramugari senior, gaji yang diterima mencapai Rp 8 juta per bulan. Sementara, pramugari baru gajinya Rp 3 jutaan per bulan.
"Saya sih bertahan karena kenyamanan ya, meski dari finansial pasti beda-beda tipis. Tapi disini itu kekeluargaannya erat," ujarnya.
Duapuluh tahun bekerja di Merpati, Vivi mengaku mengalami sendiri pasang surut maskapai pelat merah itu. Sebelumnya, Merpati juga pernah meniadakan penerbangan. Namun, gaji para pramugari ketika itu tetap dibayarkan.
Melihat kondisi yang belum ada tanda-tanda kepastian ini, ia pun meragu, namun tetap berharap.
Sederhananya, harapan itu ditunjukkan Vivi dan awak kabin lain dengan tetap berlatih materi safety meski Merpati belum kembali beroperasi. Dengan demikian, jika kelak Merpati terbang lagi, mereka tidak lupa mengutamakan safety.
"Ini penantian yang melelahkan," katanya.