TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia harus tegas menentukan sikap apakah melikuidasi PT Merpati Nusantara Airlines atau tetap membiarkan hidup seperti kondisi sekarang.
Jika dilikuidasi, pemerintah harus konsekuen dengan ongkos yang harus dibayar.
"Secara keuangan Merpati itu sebenarnya sudah kolaps karena dia terlalu banyak menanggung keuangan. Utangnya Rp 6,5 triliun. Dia sama sekali tidak memiliki sumber cash flow, sumber equity, untuk membayar operasional termasuk untuk meyakinkan para kreditor," ujar Sunarsip, pengamat penerbangan, di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (8/2/2014).
Untuk menyehatkan keuangan Merpati, utang-urang Merpati harus dibereskan. Caranya dengan injeksi cash flow.
"Problem utang Merpati itu 75% itu ada di pemerintah dan BUMN, 25% paling hanya ke swasta. Kontrol terhadap keuangan Merpati itu ada di pemerintah," kata dia.
Setelah itu, maka komposisi saham di Merpati juga diubah.