TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat ekonomi, Hendri Saparini lebih memilih Pertamina untuk membangun kilang minyak ketimbang melakukan akuisisi terhadap PGN. Pasalnya, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nasional saat ini sudah sangat tinggi sehingga memang dibutuhkan kilang-kilang minyak baru.
"Bangun kilang saja tidak mampu ini malah melempar isu akuisisi. Apakah dengan akusisi itu akan mengurangi ketergantungan impor terhadap minyak? Membangun kilang minyak wajib dilakukan," ujar Hendri dihubungi wartawan, Selasa (25/2/2014).
Hendri juga mengingatkan bahwa polemik akuisisi seperti ini akan menjadi batu sandungan bagi para pengusaha di Indonesia untuk menghadapi Pasar Bebas ASEAN 2015. Karena para investor asing maupun dalam negeri akan ragu untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
"Sekarang investor itu berpikir sebentar lagi Pasar Bebas ASEAN 2015. Mereka akan pikir buat apa bangun kilang minyak di Indonesia yang iklim investasinya tidak jelas, lebih baik mereka bangun kilang minyak di luar Indonesia. Tapi tujuan utama pasarnya di Indonesia," ungkap Hendri.
Hendri menambahkan situasi di industri migas cukup sensitif jika terjadi pergolakan. Pasalnya produk minyak merupakan komoditas yang strategis dan menjadi kebutuhan masyarakat.
"Kalau sedikit saja ada konflik itu akan sangat berbahaya buat kita," tegas Hendri.