TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) disarankan untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Dengan begitu, modal Inalum untuk melakukan produksi bisa bertambah.
"Kalau saya menyarankan melalui IPO, karena jangka panjangnya, dan diawasi oleh publik juga," ujar Menteri Perindustrian MS Hidayat usai rapat koordinasi di kantor Kementerian Perekonomian, Kamis (6/3/2014).
Hidayat menjelaskan, dalam program kerja Inalum jangka menengah, perusahaan yang diambil dari Jepang itu menanamkan investasi sebesar 750 juta dolar AS. "Anggaran Inalum harus dicari dari penyertaan negara atau IPO," ungkap Hidayat.
Lebih lanjut mantan Ketua Umum Kadin itu berharap Inalum bisa meningkatkan kerjanya lebih besar lagi dibanding saat dikelola oleh Jepang. Karena hal itu IPO adalah salah satu cara yang bisa digunakan Inalum menambah kapasitas pabrik dan mesin.
"Kalau kita ingin menambahkan modal bisa paling modern menurut norma hukum perusahaan melalui IPO," jelas Hidayat.