TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat ekonomi Aviliani, memprediksi suku bunga Bank Indonesia (BI Rate) tidak akan mengalami kenaikan hingga semester I 2014. Dia berharap BI Rate masih dijaga pada level 7,50 bps.
Menurut Aviliani, level BI Rate sudah cukup baik dengan melihat penguatan nilai tukar rupiah. BI pun menurutnya tidak perlu mengerem terlalu jauh pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
"Saya rasa tidak perlu dinaikkan jika melihat arus capital inflow yang masih cukup tinggi, justru jika dinaikkan bunga pinjaman akan semakin besar," tuturnya, Jumat (7/3/2014).
Arus capital inflow telah mengerek kenaikan indeks pada awal tahun ini. Indeks sempat menembus angka 4.600 pada awal tahun. Indeks melonjak drastis dengan capaian tahun lalu yang sebesar 4.300.
Selain itu pergerakan rupiah juga tetap membaik dengan menembus angka Rp 15.000 per dolar AS. Kenaikan ini terjadi di tengah defisit neraca perdagangan indonesia yang mencapai 440 juta dolar AS pada Januari.
Aviliani mengatakan, jika BI rate dinaikkan maka bunga pinjaman dolar AS akan lebih murah ketimbang dengan bunga pinjaman melalui rupiah. Perbandinganya bunga pinjaman mata uang rupiah sebesar 14 persen sedangkan pinjaman mata uang dolar AS mencapai 10 persen.
"Menurut hitungan kami memang segitu, jika memang BI rate dinaikan maka pinjaman utang swasta akan beralih ke mata uang dolar AS dan ini bisa menekan mata uang rupiah," katanya.