TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti mengungkapkan maskapai Merpati bisa saja menjadi penerbangan yang hanya melayani umroh. Namun Herry menilai pihak Arab belum tentu menerima kedatangan Merpati
"Belum tentu diijinkan dari Arab-nya. Ini kan baru rencana," ujar Herry Bakti di kantor Kementerian Perhubungan, Rabu (12/3/2014).
Herry menyiratkan, jika rencana itu berjalan kemungkinan Merpati akan melakukan penerbangan codeshare. Herry mencontohkan, jika Merpati melayani umroh, pesawat yang digunakan bukan milik perusahaan BUMN tersebut melainkan negara lain.
Dengan begitu, Merpati hanya mengambil pasar dari masyarakat Indonesia yang kebutuhan umrohnya tinggi, lalu diserahkan kepada maskapai asing. Artinya, maskapai lain yang menjadi operator rute.
"Akhirnya yang terbang ke sana bukan Merpati tapi Portugal Air misalnya, kerjasama bisnis ngambil penumpang kayaknya," ungkap Herry.
Herry menambahkan nasib maskapai Merpati berada di tangan Direktur Utamanya. Selama Merpati belum bisa beroperasi, pemerintah tidak punya kuasa untuk membantu Merpati.
"Yang bisa hidupkan Dirutnya, bukan pemerintah," ujar Herry.