TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penurunan paling tajam terjadi di area Bekasi, yakni sebesar 20 persen.
Biasanya, lanjut Runita, produk perumahan (klaster) baru diluncurkan langsung habis terserap pasar dalam hitungan hari. Namun, hal tersebut tidak lagi terjadi.
"Hingga kemudian pengembang mengubah orientasi ekspansi bisnisnya ke properti komersial seperti hotel, pusat belanja, dan apartemen," ujarnya.
Serpong juga menyusul Bekasi dengan kemerosotan aktivitas transaksi penjualan sebesar 15 persen.
Sementara itu, Depok, Bogor, dan Tangerang mengalami perlambatan. Adapun Jakarta berada dalam kondisi stabil, karena tidak banyak pasokan rumah tapak di ibukota ini.