Laporan Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Perlahan tapi pasti perbankan Indonesia akan menghadapi persaingan dengan perbankan Asean pada 2020. Hal ini sudah dilakukan berbagai bank asing yang terus melakukan ekspansi.
Menghadapi hal ini, Direktur Utama BRI, Sofyan Basir, mengatakan bahwa sebagai pemain domestik maka seharusnya BRI memiliki kapabilitas lebih untuk menggarap pasar indonesia. Hal ini berbeda dengan bank lainnya yang tidak mengetahui pasar indonesia.
"Kita yang tahu potensi indonesia, singapura itu kan kecil, mereka itu kan pulau kota, sedangkan BRI sudah menyebar di pelosok indonesia," kata Sofyan di Jakarta, rabu (23/4/2014)
Selain itu ia menilai bahwa BRI sudah memiliki jaringan yang luas. Pengembangan BRI sudah dilakukan dengan penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) paling banyak.
"Kita punya 10 ribu SDM dan 5.800 pertumbuhan kantor, secara aset kita terbesar," paparnya.
Dirinya pun mencontohkan ketika kantor BRI di Jabodetabek pada tahun 2005-2006 hanya berjumlah 100 kantor, bahkan didaerah Kuningan, Rasuna Said Jakarta tidak ada kantor BRI.
"Tapi sekarang kantor BRI dengan unit di Jabodetabek sudah 1.500. Selain itu kami juga semakin banyak nasabahnya sebanyak 10 juta dari saat ini sudah ada 19 juta rekening," paparnya.
Dirinya pun optimis dengan produk-produk BRI yang sudah ada saat ini, dan dapat bersaing bahkan dapat melebihi. Dia mencontohkan, produk sms banking BRI mendapatkan balasan langsung empat detik.
"Kami percaya sekali bila berhadap dengan bank-bank negara di Singapura maupun di Malaysia. Di Pulau Jawa saja ada 130 juta rekening, kami sudah punya 50 juta rekening, jadi masih ada 80 juta rekening lagi," katanya.