TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Bank Pundi memfokuskan diri pada pembiayaan usaha mikro. Dari seluruh pendanaan yang dikeluarkan Bank Pundi sebesar 95 persennya dialokasikan untuk usaha mikro.
Komisaris Utama Bank Pundi, Endriartono Sutarto, mengungkapkan, kegiatan ekonomi yang terjadi di lapisan masyarakat bawah merupakan perekonomian yang sebenarnya. Taraf hidup yang lebih baik di tingkat masyarakat tersebut, menggambarkan perekonomian lebih baik secara menyeluruh.
"Hanya saja pelaku-pelaku usaha mikro itu sering kembang kempis. Kami ingin membantu para pelaku usaha mikro. Namun agar bisa mendanai mereka, kami mengajak pemilik modal untuk menyimpan uangnya di bank kami," tutur Endriartono saat bertemu Tribun di Hotel Luxton, Kamis (24/4/2014) sore.
Endriartono mengungkapkan, Bank Pundi kini memiliki 207 cabang di Indonesia dan mengalami pertumbuhan aset. Berdasarkan Laporan Keuangan periode 30 Desember 2013, pertumbuhan aset mencapai 17,5 persen dari Rp 7,6 triliun di akhir 2012 menjadi Rp 9 triliun.
Pertumbuhan ini didapat dari kenaikan saldo kredit bersih sebesar Rp 1,19 triliun. Ditambah kualitas kredit yang membaik dari tingkat NPL net 3,3 persen di akhir 2013, daripada di tahun 2012 yang mencapai 4,8 persen.
Direktur Utama Bank Pundi, Paulus Wiranata, mengatakan, dari total pendanaan sebesar 95 persen untuk usaha mikro, sedangkan 5 persen untuk dana pinjaman karyawan dan lain-lain. Jumlah customer Bank Pundi, katanya, saat ini mencapai 120 ribu nasabah yang memang sebagian besar pelaku usaha mikro.
"Sepanjang 2013, kredit yang kami salurkan sebanyak 55 persen kepada sektor perdagangan, diikuti sektor pertanian, industri rumahan dan restoran," kata Paulus.
Paulus mengatakan, Jawa Barat termasuk daerah paling penting, apalagi usaha mikronya yang cukup beragam. Total kredit untuk di Jabar saja pada 2013 mencapai Rp 700 miliar. Ia juga mengatakan Bank Pundi mulai masuk pada pembiayaan di bidang pertanian atau agrikultur karena melihat potensi yang cukup besar.
"Tahun ini, saldo kredit kami diprediksikan bertambah Rp 1 hingga 1,5 triliun. Di pembiayaan usaha mikro, kami sudah jadi pionir. Banyak juga yang kagum karena kami mau masuk ke sektor mikro," tutur Paulus.(feb)