TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertumbuhan kredit PT Bank Central Asia (BCA) Tbk diimbangi dengan posisi neraca yang likuid. Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR) tercatat sebesar 77,1 persen pada Maret 2014.
Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap berada pada level yang cukup rendah yaitu 0,5 persen dengan rasio cadangan sebesar 388 persen pada Maret 2014.
BCA berhasil menjaga posisi permodalan yang kokoh dengan rasio kecukupan modal (CAR) tercatat sebesar 17,7 persen pada Maret 2014 dibandingkan 16,6 persen pada Maret 2013.
BCA mempertahankan posisi pendanaan yang solid dengan total dana pihak ketiga sebesar
Rp 406,8 triliun pada Maret 2014, naik 10,6 persen YoY.
Saldo dana rekening transaksi (giro dan tabungan atau CASA) merupakan porsi utama dana pihak ketiga yaitu sebesar 77,7 persen dari total dana. Dana CASA meningkat 5,9 persen YoY.
Dana giro naik 6,9 persen YoY menjadi Rp 98,6 triliun, sementara dana tabungan tumbuh 5,4 persen YoY menjadi Rp 217,4 triliun.
BCA mencatat pertumbuhan signifikan pada dana deposito sebesar 30,8 persen YoY menjadi Rp 90,8 triliun sejalan dengan kenaikan suku bunga deposito secara bertahap.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyatakan, meski diperkirakan perekonomian akan melambat dalam jangka pendek, namun tetap optimis terhadap prospek ekonomi dan industri perbankan Indonesia.
"BCA mencermati secara seksama perkembangan ekonomi makro dan tetap fleksibel serta siap-sedia untuk mengambil langkah strategis guna merespon perubahan yang terjadi dan pada saat yang sama terus mengoptimalkan kepentingan para stakeholder," katanya saat konferensi pers laporan keuangan Kwartal I (Q1) Tahun 2014. (Eko Sutriyanto)