TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DUA robot berkapasitas 6-15 kilo gram bergerak di sela-sela kepala truk. Tak berapa lama, kilatan cahaya memancar. Sangat cepat, dalam hitungan detik kedua robot telah memadukan empat bagian menjadi sebuah bentuk kabin truk.
Usai memadukan kabin truk, robot lain bergerak dengan irama berbeda. Tujuannya satu, membentuk kepala truk dengan kelas wahid.
Pabrik Isuzu Fujisawa, Jepang bukan tanpa sebab menghadirkan robot. Apalagi, jumlah robot yang dimiliki pabrik seluas 1.013.577 meter persegi itu tidak sedikit. Sekitar tiga ribu robot dimiliki demi menggapai target produksi tiga ratus ribu truk dalam satu tahun, atau 700 unit per hari.
"Satu robot ada yang seharga Rp 400 juta, ada pula yang seharga Rp 920 juta per unit," kata Daichiro Sakamoto, Operational Control Departement, Fujisawa Plant kepada Tribun saat mengunjungi Pabrik Isuzu di Fujisawa, Jepang.
Tenaga robot dibutuhkan dalam produksi truk Isuzu. Varian truk yang beragam dan berpacu dengan waktu, menjadi pertimbangan khusus penggunaan tenaga robot. "Kita selalu berpacu dengan waktu dan target," kata General Manager Vehicle Plant Operation Planning Dept, Eisuke Oota.
Ia menjelaskan, Isuzu memproduksi truck heavy duty dan medium dengan 550 varian. Mereka juga menghasilkan truck light duty dengan 1.300 varian. Banyaknya varian truk tersebut lantaran pabrik Isuzu Fujisawa mengekspor produk ke-120 negara.
"Jalur robot telah berjalan sejak 2007. Dan memang 98 persen, pekerjaan pembuatan truk ditangani para robot," jelasnya.
Daichiro Sakamoto menambahkan, robot-robot tersebut buatan warga Jepang. Ada empat pabrikan robot yang kerap digunakan Isuzu untuk menghasilkan truk. "Ada yang buatan kawasaki dan ada pula buatan yaskawa," ungkapnya.
Pabrik Isuzu Fujisawa berdiri pada tahun 1961. Hingga Maret 2014, pabrik Isuzu Fujisawa memiliki karyawan sebanyak 7.410. Mereka tersebar di bagian produksi, mesin, pengadaan dan lain-lain.
Gandeng Konsumen
Isuzu motor limited sengaja membuka produksi truk di hadapan 50 warga Indonesia. Melalui PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Isuzu menginginkan warga Indonesia dekat dengan produk- produk buatan mereka.
"Kami ingin mendekatkan Isuzu ke masyarakat Indonesia agar mereka lebih mengenal produk kami," ucap Kepala Departemen Komunikasi Pemasaran IAMI, Maman Fathurrohman.
Maman mengemukakan, konsumen Indonesia itu berasal dari berbagai kota di Indonesia. Sebagian besar konsumen yang mengikuti kegiatan Isuzu di Jepang merupakan pilihan diler Isuzu di daerah.
"Mereka ini ada yang sudah punya, ada juga yang belum punya Isuzu," jelasnya.
Selain melihat pembuatan truk Isuzu di Fujisawa, lanjut Maman, para konsumen juga diajak menjajal truk Isuzu di Wacom, Hokkaido, Jepang. Mereka pun mendapatkan materi seminar cara mengendarai truk yang ramah lingkungan, dan hemat energi.
Paulus Singgi On, Pemilik Inti Grup mengamini pernyataan Maman. Ia diundang agar mengetahui keunggulan truk Isuzu. "Saya senang bisa diundang karena jadi lebih tahu produk Isuzu," kata pria yang berdinas di jalan Kalianak, Surabaya tersebut.
Senior Executive Officer Division Executive Sales Planning Division Isuzu Motor Limited, Masashi Harada mengatakan, undangan menghadiri pabrik Isuzu di Jepang karena Isuzu Motors Limited serius menggarap pasar di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, 2018 Isuzu mematok target menjadi jawara di kelas truk.
"Kami serius dengan pasar Indonesia yang begitu besar. Apalagi, di Jepang kami selalu nomor satu," katanya.
Menurutnya, truk-truk Isuzu belum menjadi pemimpin pasar di Indonesia. Hingga kini, Isuzu menempati posisi nomor tiga. Untuk menembus pasar Indonesia lebih dalam, Isuzu membangun pabrik di Karawang, Jawa Barat. "Kita akan pantau terus pasar Indonesia ke depan," ujarnya. (bersambung)