News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tiga Sektor Mendominasi Utang Luar Negeri Swasta

Editor: Budi Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Teller sebuah bank di Jakarta Selatan menghitung uang dolar Amerika Serikat, Jumat (24/1/2014). Menjelang akhir perdagangan, nilai tukar rupiah masih terdepresiasi terhadap dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg Dollar Index, rupiah melemah 0,11 persen ke level Rp12.178 per dolar AS pada pukul 09.17 WIB.Pagi ini, rupiah juga sudah dibuka melemah 0,09 persen ke level Rp12.145 per dolar AS dibandingkan dengan penutupan kemarin (Kamis) pada level Rp 12.134 per dolar AS. Selanjutnya, pada pukul 09.17 WIB, rupiah bahkan melemah 0,21 persen ke level Rp12.190 per dolar AS dan pada pukul 10.42 WIB, rupiah melemah 0,12 persen ke Rp12.180 per dolar AS. TRIBUNNEWS/HERUDIN

 

TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA. Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juni 2014 tercatat sebesar US$ 284,9 miliar. Dari angka tersebut, sebesar US$ 153,2 miliar atau setara dengan 53,8% merupakan utang dari sektor swasta.

Posisi utang luar negeri swasta mengalami peningkatan sebesar 5,1% dibandingkan dengan posisi akhir triwulan I-2014, yang sebesar US$ 145,7 miliar. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara mengungkapkan, pada sektor swasta, posisi ULN pada akhir Juni 2014 terutama terpusat pada sektor keuangan, industri pengolahan dan pertambangan.

Utang sektor keuangan mencapai US$ 42,6 miliar atau setara 27,8% dari total utang luar negeri sektor swasta. Sedangkan utang industri pengolahan US$ 30,9 miliar atau setara 20,2%, dan industri tambang US$ 27,2 miliar dengan porsi 17,8%.

"Bila dibandingkan dengan triwulan I-2014, posisi ketiga sektor tersebut masing-masing tumbuh 7,9%, 3,2% dan 6,7%," kata Tirta, Selasa (19/8/2014).

Lebih lanjut Tirta menambahkan, Bank Indonesia menilai perkembangan utang luar negeri sampai Juni 2014 masih cukup sehat dalam menopang ketahanan sektor eksternal meskipun perlu terus diwaspadai.

"Bank Indonesia akan tetap memantau dan memperkuat kebijakan pengelolaan ULN, khususnya ULN swasta. Sehingga, ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko stabilitas makroekonomi," ujarnya.(KONTAN /  Dea Chadiza Syafina )

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini