Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri mengaku tak heran akan dinaikkannya harga bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintahan Jokowi-JK.
Menurutnya, naiknya harga BBM berarti kerugian negara harus dibayar rakyat.
"Saya nggak heran (Jokowi-JK naikkan harga BBM nanti). Saat ini timbul free market liberalism yang melahirkan elite-elite politik tidak memiliki semangat nasionalisme dan patriotisme," kata Rachma di Universitas Bung Karno, Jakarta, Rabu (3/9/2014).
Rachma menuturkan, sosialisme Indonesia yang diinginkan Soekarno jauh dari pemerintahan akan datang. Ia ingat bagaimana pemerintahan Megawati Soekarnoputri menaikkan harga BBM dua kali.
"Nggak ada jaminan jargon-jargon kerakyatan itu akan digunakan untuk kehendak rakyat. Itu hanya sebagai pencitraan saja," tuturnya.
Masih kata Rachma, dirinya sudah mengingatkan ketika UUD 1945 diubah akan mengikuti free market liberalism maka secara substansial mengubah tatanan kehidupan berbangsa, bernegara baik dibidang budaya, hukum, sosial, politik, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.
"Itu pakar-pakarnya mereka gimana. Mereka (Jokowi-JK) tidak bsa berbuat lain kecuali hrus mengikuti pasar," tandasnya.