TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) melalui anak perusahaanya PT Perkebunan Mitra Ogan menyiapkan sedikitnya investasi sebesar Rp 100 Miliar bekerjasama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Kerjasama tersebut untuk membiayai pembangunan pabrik baru pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) di Sumatera Selatan.
Pabrik tersebut ditargetkan mulai beroperasi pada November 2015. Pembangunan pabrik baru yang berlokasi di kawasan Kecamatan Batanghari Leko, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) diharapkan bisa dirintis secepatnya sebagai bagian dari ekspansi bisnis kelapa sawit milik Mitra Ogan di Sumatera Selatan.
Rangkaian pembangunan pabrik CPO tersebut akan ditandai dengan acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik oleh Bupati Musi Banyuasin dan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Holding) pada hari Selasa tanggal 16 September 2014 di Desa Lubuk Buah-Tanjung Bali Kecamatan Batanghari Leko, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro mengatakan Rencana pembangunan pabrik CPO yang ketiga ini merupakan rangkaian ekspansi perkebunan kelapa sawit PTP Mitra Ogan ke daerah Muba. Saat ini ekspansi pembangunan kebun kelapa sawit di kawasan Muba terdiri dari dua kebun yaitu Kebun Batanghari Leko (BHL) dengan total lahan seluas 7.500 hektar dan Kebun Sekayu Sungai Keruh (SSK) dengan total lahan yang sudah digarap sebesar 3.000 hektar (luas tertanam 1.400 hektar).
"Dengan pembangunan pabrik CPO ini diharapkan dapat menampung hasil produksi dari kedua kebun tersebut dengan produktivitas maksimum sebesar 27 sampai 30 ton per ha," ujar Ismed, Selasa (16/9/2014).
Ismed menambahkan pabrik CPO ini juga dapat menampung hasil dari Kebun PT Laskar (Laras Astra Kartika) yang juga merupakan anak perusahaan dari PT RNI yang bergerak dalam perkebunan kelapa sawit dan kebun-kebun dari masyarakat sekitar pabrik.
Selama ini PT Perkebunan Mitra Ogan sudah mengoperasikan dua unit pabrik pengolahan CPO yang berbasis di Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, yaitu PKS-I dengan kapasitas sebesar 60 ton per jam dan PKS-II dengan kapasitas sebesar 30 ton per jam. Kedua pabrik tersebut mengolah hasil kelapa sawit dari 9.741 ha kebun inti dan 16.150 ha kebun plasma.
"Dengan adanya pabrik CPO ketiga ini akan meningkatkan skala produksi dari 90 ton per jam menjadi 120 ton per jam," ujar Ismed.