TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Setelah menikmati perhelatan Indonesia International Motor Show (IIMS) di Jakarta, calon penikmat mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) dihadapkan kemungkinan kenaikan harga pada mobil-mobil itu.
Pasalnya, bila hasil evaluasi lebih mengarah pada pemborosan bahan bakar bersubsidi akibat dari keberadaan kebijakan LCGC maka bisa saja wacana itu benar-benar dikeluarkan dari laci Kabinet Jokowi-JK.
Memang tidak dipungkiri bahwa isu kenaikan harga dari mobil LCGC berembus kencang saat ini. Sejumlah penjual LCGC bahkan menaikkan berita menyedihkan itu untuk menarik minat pembeli agar sesegera membeli mobil 'imut' itu.
Pun begitu, Hendrayadi Lastiyoso selaku Marketing Division Head PT Astra International Tbk - Daihatsu Sales Operation (DSO) menegaskan bahwa sampai sejauh ini masih menunggu evaluasi harga. "Belum ada berita apapun dan sejauh ini kami tetap ikuti aturan dari pemerintah," jelasnya.
Segendang sepenarian, beberapa Agen Pemegang Merek (APM) pun tengah menunggu regulasi terbaru jika LCGC akan menaikkan harga. "Sebetulnya kenaikan LCGC tiap tahun sudah tertera dalam klausul, menyesuaikan nilai inflasi dan lain sebagainya," bilang Davy J. Tuilan, 4W Marketing & DND Director PT Suzuki Indomobil Sales.
Hal senada juga ditegaskan oleh Amelia Tjandra selaku Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor. "Kenaikan harga LCGC sesuai prosedur yang tiap tahun memang naik harga," ujarnya.
Namun, perempuan ramah ini membeberkan berita teranyar kalau Kementerian Perindustrian yang masih di dalam kabinet pemerintahan SBY sudah menginstruksikan naik 6,6%. "Kita masih menunggu kepastian regulasinya. Jadi kalau naik tinggal dikali saja patokan harga LCGC: Rp 95 juta x 6,6%," bilangnya lagi.
Sementara itu Rahmat Samulo selaku Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM) ikut mengomentari seputar evaluasi terhadap kebijakan LCGC. Menurutnya, bila pemerintah fokus menaikkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi justru akan membuat pengguna LCGC menggunakan BBM nonsubsidi. “Lantaran akan menguntungkan karena lebih irit,” jelasnya.
Namun, Samulo mengakui bahwa target pasar peruntukan kendaraan ini memang sebagian salah sasaran. "Kebanyakan memang bukan first buyer yang berasal dari pengendara motor yang naik kelas ke mobil. Tetapi konsumen Agya adalah pemilik mobil bekas yang belum pernah membeli mobil baru," jelasnya.
Tidak ketinggalan Sudirman MR selaku Ketua Gaikindo ikut urun rembuk soal keberadaan mobil LCGC yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Katanya, pertumbuhan mobil LCGC dibanding tahun lalu meningkat sebesar 4,8%. "LCGC berkontribusi sebesar 12,5% dari total penjualan nasional. Kemungkinan tahun ini hampir sama dengan tahun lalu," bebernya.