News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Potensi Pasar Konstruksi Indonesia Tembus Rp500 Triliun

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (tengah) berbincang dengan Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak, saat pemaparan kelanjutan pembangunan proyek monorel oleh Ortus Group, kelompok usaha milik Edward Soeryadjaya, pemegang saham PT.Jakarta Monorel, di Balaikota, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2013). Jalur monorel yang akan dibangun oleh PT. Jakarta Monorel sepanjang 30 km terdiri dari rute jalur hijau 14,5 km (kuningan-Dukuh Atas-Gatot Subroto-SCBD) dan jalur biru 15,5 km (Kampung Melayu-Tebet-Casablanca-Tanah Abang-Mall Taman Anggrek). TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak mengatakan, dari 10 negara ASEAN, masing-masing memiliki beragam potensi dalam hal pasar konstruksi.

Potensi pasar konstruksi Indonesia, diketahui mencapai 35 persen atau bernilai 500 triliun rupiah dari nilai industri konstruksi di ASEAN.

"Dengan potensi ini, Indonesia memiliki kemampuan lebih yang tidak dimilikki oleh negara-negara ASEAN lainnya," ujar Hermanto," ujar Hermanto di Jakarta, Jumat (3/10/2014).

Tahun lalu, berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum (PU), kontribusi sektor industri konstruksi bagi Produk Domistik Bruto (PDB) nasional mencapai 10 persen atau 900 triliun rupiah dari total sekitar 9.000 triliun rupiah.

"Dengan begitu, sektor konstruksi memiliki peran penting dalam kaitannya sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi," ungkap Hermanto

Hermanto menegaskan, tanpa peningkatan sumber daya manusia yang handal, maka potensi tersebut akan stagnan dan bukan tidak mungkin malah akan direbut oleh tenaga kerja asing.

Untuk itu, Kementerian PU berupaya untuk mengimbangi potensi industri konstruksi nasional dengan memberikan perhatian yang serius pada peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia.

“Diharapkan dengan adanya peningkatan potensi tersebut kesiapan industri konstruksi nasional saat pemberlakuan MEA pada akhir 2015 dapat terpenuhi dan tenaga kerja Indonesia lebih inovatif,” papar Hermanto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini