News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pembatasan BBM Bersubsidi

"Menaikkan Harga BBM seperti Minum Obat Pahit yang Harus dilakukan"

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Riau (UR) menahan truk tanki BBM bersubsidi di ruas Jalan HR Subrantas, depan Kampus UR, Pekanbaru, Jumat (5/9/2014). Hal ini merupakan buntut dari protes mereka terhadap gonjang-ganjing rencana kenaikan BBM bersubsidi. TRIBUN PEKANBARU/THEO RIZKY

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat ekonomi Lukas Setia Atmadja memberikan saran kepada presiden terpilih Joko Widodo, agar segera menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun ini, guna memberikan efek baik di akan datang.

"Kami melihat market (pelaku pasar) meminta Jokowi untuk naikan BBM pada November," kata Lukas, Jakarta, Rabu (15/10/2014)

Kenaikan harga BBM, kata Lukas, akan berguna dalam membenahi postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang selama ini bengkak diserap oleh subsidi BBM.

"Jika dinaikan, nantinya anggaran yang untuk subsidi bisa dialihkan ke sektor lainnya, dan perekonomian dapat tumbuh baik. Ini seperti minum obat yang pahit tapi harus dilakukan," ucap Lukas.

Lebih jauh dia mengatakan, jika pun Jokowi tidak berani menaikkan harga BBM pada tahun ini, maka perlu dilakukan pada awal 2015. Dengan mempertimbangkan inflasi yang tidak terlalu tinggi. "Jangan terlalu lama, jangan telat," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini