News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kiat Agribisnis

Raih Dollar dari Cengkeh

Editor: Ade Mayasanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Panen Cengkeh

Oleh: F. Rahardi, Pengamat Agribisnis

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Singapura menarik perhatian para pebisnis cengkeh di tahun 1986. Pada tahun itu, negeri kota tersebut merebut peringkat pertama dalam daftar negara pengimpor cengkeh terbesar. Mengingat Singapura tidak pernah menjadi importir cengkeh dalam jumlah besar, pertanyaan pun muncul: Untuk apa Singapura mengimpor cengkeh besar-besaran?

Rupanya, saat itu ada permainan sindikat cengkeh dari Indonesia. Jika mereka mengimpor langsung dari Madagaskar dan Tanzania, pasti cengkeh akan dikenai bea masuk. Mereka pun mengimpor cengkeh ke Singapura, yang kemudian diselundupkan ke Indonesia, dengan berbagai cara. Permainan semacam itu yang menjadikan Singapura sebagai pengimpor cengkeh terbesar selama 1986-1997.

Dalam periode itu, posisi Singapura sempat tergusur India tahun 1988. Baru tahun 1999, Indonesia kembali tercatat sebagai importir cengkeh terbesar dunia. Status yang sudah disandang Indonesia sejak tahun 1950-an. Sebagai negara produsen rokok keretek, Indonesia memang membutuhkan cengkeh dalam jumlah besar. Kebutuhan industri rokok keretek demikian besarnya, hingga produksi domestik Indonesia pun tidak memadai.

Sekadar catatan, Indonesia menjadi produsen cengkeh terbesar di dunia sejak 1964. Bahkan jika diurut ke abad ke-18, Indonesia merupakan satu-satunya penghasil cengkeh dunia. Habitat asli cengkeh adalah lima pulau di Maluku Utara: Bacan, Makian, Moti, Ternate, dan Tidore. Pemerintah kolonial Belanda yang menguasai Maluku di masa itu menjaga buah dan biji cengkeh dengan sangat ketat agar tidak lolos keluar Maluku. Upaya itu akhirnya gagal.

Pada 1770, seorang ilmuwan Prancis menyelundupkan beberapa biji cengkeh ke Mauritius. Sejak itu cengkeh berkembang pesat di pulau Madagaskar, dan Zanzibar. Di Zanzibar, cengkeh bermutasi menjadi lebih subur, dan lebih produktif, hingga menjadi varietas baru, yakni varietas zanzibar. Varietas ini lebih unggul daripada moyangnya, varietas maluku.

Pedas skala empat
Sebelum industri rokok keretek tumbuh, cengkeh sudah menjadi bahan rempah dan aromatik yang sangat penting di dunia. Pada zaman Dinasti Han (206 SM-220 M), ada ketentuan bahwa siapa pun yang menghadap kaisar wajib mengunyah bunga cengkeh untuk mengharumkan mulut.

Catatan tentang cengkeh yang lebih tua terdapat di Suriah. Sebuah penggalian arkeologis menemukan guci berisi bunga cengkeh kering, dengan selembar kulit berisi inskripsi angka 1721 SM, harga, serta toko penjual bunga cengkeh. Lalu, ada penelitian farmakologis yang menunjukkan bunga cengkeh sebagai salah satu rempah-rempah yang mengawetkan mumi para firaun di Mesir sekitar 2000 SM.

Rempah lain yang digunakan adalah kayu manis. Cengkeh dan kayu manis memiliki zat anti bakteri dan fungi paling tinggi ketimbang bahan rempah lainnya. Zat anti bakteri serta fungi dalam cengkeh dan kayu manis itu bernama acetyl eugenol. Nilai ekonomi bunga cengkeh mengungguli rempah-rempah yang lain hingga freezer (mesin pendingin) ditemukan pada 1748 oleh William Cullen, ahli fisika, kimia, dan pertanian dari Skotlandia, Inggris.

Sebelum ada freezer, setiap musim gugur masyarakat Eropa harus memotong sapi dan domba jantan, agar tidak menghabiskan jerami dan rumput kering selama musim dingin. Setelah dipotong dan dikuliti, karkas itu harus disimpan di ruang tertutup. Supaya tetap segar sampai musim semi nanti, daging itu harus dilumuri serbuk bunga cengkeh.

Di masa itu, nilai 1 kg cengkeh sangat tinggi, setara 7 gram emas. Selain berkhasiat membunuh bakteri dan fungi, cengkeh juga menimbulkan aroma harum rasa pedas (panas) pada mulut. Tingkat kepedasan bunga cengkeh kering adalah 4 dalam skala 1-10, yang biasa berlaku di dunia kuliner. Sebagai perbandingan, lada hitam punya skala kepedasan 8, lada putih 7, lada segar (hijau) 3, dan cabai pedas (hot chili) 9-10.

Saat ini, khasiat anti bakteri dan fungi pada bunga cengkeh dimanfaatkan sebagai bahan obat kumur dan antiseptik serta antibiotik untuk pengobatan gigi. Zat eugenol ada pada semua bagian tanaman cengkeh, termasuk tangkai bunga dan daun. Namun kandungan terbesar ketiga zat itu dimiliki bunga cengkeh menjelang mekar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini