Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya proses transisi kepemimpinan di Indonesia yang menyita perhatian para pelaku usaha, tidak mempengaruhi secara siqnifikan terhadap jumlah pengiriman barang melalui Pelabuhan Tanjung Perak.
Kepala Humas PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Edi Priyanto mengatakan, berdasarkan data internal PT Pelindo III tercatat sepanjang Januari hingga September (triwulan III-2014) arus peti kemas melalui Pelabuhan Tanjung Perak telah mencapai 2.283.877 Teus atau setara 1.911.197 box.
Angka tersebut naik 3,7 persen dalam satuan teus dan sebesar 4 persen dalam satuan box. Sedangkan jumlah peti kemas pada 2013 lalu pada periode yang sama hanya tercatat sebanyak 2.200.701 teus atau setara 1.836.110 box.
Menurutnya, realisasi itu terdiri dari arus peti kemas internasional sebanyak 985.053 teus atau sebesar 43 persen dari total arus peti kemas (teus), di mana setara 703.300 box atau 37 persen dari total arus peti kemas (box).
"Sedangkan arus peti kemas domestik tercatat sebanyak 1.298.824 teus atau 57 persen dari total arus peti kemas (teus), setara dengan 1.207.897 box atau 63 persen dari total arus peti kemas (box), dengan demikian jenis pengiriman barang menggunakan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak masih didominasi peti kemas domestik," ujar Edi dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Minggu (26/10/2014).
Jika dilihat dari kontribusinya, kata Edi, terbesar disumbang oleh arus peti kemas di Terminal Petikemas yang dioperasikan oleh PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS). Selanjutnya di Terminal Berlian yang dioperasikan oleh PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI).
"Dan sisanya dari berbagai Terminal Konvensional Pelabuhan Tanjung Perak yang terdiri dari Terminal Jamrud, Terminal Nilam dan Terminal Mirah," kata Edi.
Dia mengatakan, peningkatan jumlah arus barang juga diikuti jumlah kapal yang masuk di Pelabuhan Tanjung Perak. Hingga triwulan III-2014 tercatat sebanyak 10.257 unit dengan berat setara dengan 55.444.103 Gross Tonage (GT).
Jumlah tersebut naik 1,7 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 10.087 unit kapal dengan berat 55.130.625 GT.
"Pencapaian tersebut karena Pelabuhan Tanjung Perak memiliki peran sebagai infrastruktur penting bagi perdagangan dan transportasi bagi Jawa Timur dan Kawasan Timur Indonesia," ujarnya.