News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Jokowi Siapkan Dana Kompensasi Korban Lumpur Lapindo

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga mengusung patung yang ditaruh di area titik 22 Desa Siring, dekat pusat semburan lumpur Lapindo, Porong, Selasa (27/5/2014). Patung-patung ini sengaja dipasang sebagai tanda delapan tahun semburan lumpur yang tak kunjung terselesaikan, Kamis (29/5/2014).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadi Purnomo, mengungkapkan pihaknya sudah menyiapkan anggaran untuk masyarakat yang jadi korban lumpur Lapindo, di Sidoarjo, Jawa Timur.

Kementerian PU menyiapkan anggaran sebesar Rp 200 miliar yang disiapkan dalam APBNP 2014, sebagai dana kompensasi membantu korban Lapindo.

"Untuk penggantian, sudah ada pada 2014 sekitar Rp 200-an miliar," ujar Basuki di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Selasa (28/10/2014).

Saat ini Kementerian Pekerjaan Umum sedang mencari titik-titik tertentu yang menjadi korban paling parah dari lumpur Lapindo."Tinggal fokus di titik-titik," ungkap Basuki.

Basuki memaparkan anggaran korban lumpur Lapindo sudah diberikan pada 2015. Rencananya Kementerian PU sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 781 miliar, namun belum mendapat persetujuan lebih lanjut dari pemerintah kabinet sebelumnya.

"Rp 781 miliar tapi itu tim pengarah sudah kirim surat ke pak SBY itu belum ada tindakannya," papar Basuki.

Basuki menambahkan pihaknya ingin memperbaiki lahan infrastruktur di sekitar lumpur Lapindo. Namun hal yang menjadi penghalang adalah hujan yang membuat luber lumpur tersebut.

"Permasalahan hujan, luber, jadi belum bisa bekerja, jadi untuk tindak lanjut usulan saya dapat arahan dari menko bagaimana kebijakannya supaya ada kepastian karena di lapangan gak bisa bekerja karena masuk musim hujan," jelas Basuki.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini